┆vingt quatre┊

20.9K 6.4K 5.6K
                                    

Awokawok, maaf baru update...
Siapa yang nungguin? Cung!





Taehyun membuka pintu, masuk ke dalam ruangan berhawa tak enak seraya mengisi pelurunya. Isi ruangan ini terlihat seperti ruang kerja, lumayan bersih juga.

Banyak foto terpajang di dinding, foto orang yang tidak asing di mata Taehyun.

Itu kan Sungchan, di sampingnya ada... Jinsung?

Dia tak mengerti, mereka ada hubungan apa? Apa mungkin mereka kakak beradik? Marganya sama.

Masa sih?

Ceklek!

Pintu ruangan tiba-tiba terbuka, Taehyun sontak menodongkan pistolnya. Hampir saja dia menarik pelatuknya, rupanya Sunghoon yang datang.

"Kenapa sendirian disini? Kalau ada yang liat bahaya," tanya Sunghoon menutup pintu sesegera mungkin, takut ada yang melihat.

"Lo sendiri kenapa kesini?"

"Sebenernya, disini ada ruangan lain yang gue sendiri gak tau itu ruangan apa. Gue mau periksa, mau ikut atau tunggu disini?"

"Dimana ruangannya?"

Sunghoon menunjuk rak buku berukuran tinggi mencapai langit-langit ruangan. "Rak itu pintunya, gak perlu sihir, tombolnya lilin itu."

Taehyun berniat mendorong lilin di dinding yang dimaksud Sunghoon, namun vampire itu menahan tangannya.

"Lo keturunan Hades, lo cukup membantu untuk lawan musuh. Kita gak tau apa yang ada di dalam ruangan itu, biar gue aja."

"Oh, oke."

"Oh ya, Jinsung berniat bawa hellhound kesini. Nanti lo suruh balik hellhoundnya."

"Ck, iya iya. Buruan."

Ceklek!





Grek... grek... grek...




Rak buku terbagi menjadi dua bagian, bergeser ke samping memberi jalan ke dalam ruangan. Rak itu berubah menjadi setengah dari ukuran sebelumnya, efek sihir sepertinya.

"Seinget gue ada saklar lampunya..." Sunghoon celingukan mencari saklar lampu. "Nah, ini dia."

Ctik!

Lampu menyala, isi ruangan tersembunyi itu pun terlihat begitu jelas. Ada satu buah kursi kayu dengan tali di atasnya, ada banyak darah di lantai. Lalu, ada kotak kaca seukuran tubuh manusia di ujung ruangan berisi tubuh pucat dan kaku seorant pemuda bersurai hitam dengan banyak luka di tubuhnya.

Keduanya terpaku beberapa saat melihat mayat itu, tak tahu harus bereaksi seperti apa mengetahui semuanya.

Karena di dalam kotak kaca itu... adalah Park Jisung.




































"Kalau kalian bingung kenapa gue belum mati, jawabannya karena saat kakak kelas kalian teralihkan perhatiannya ke manticore, gue kabur lewat portal dan anak buah gue gantiin gue. Yup, yang dibunuh bukan gue.

"Kenapa gue bisa masuk asrama Gryffindor padahal gue licik? Lo tau Harry Potter? Dulu topi seleksi sempet tawarin gue masuk ke Slytherin, tapi gue gak mau ya karena ini. Kalau gue masuk Slytherin, bakal langsung ketauan dong. Hehe."

"Lo ada hubungan juga sama Kak Sunwoo?" Tanya Yedam berusaha tenang agar tak salah bertindak.

Sungchan menyeringai. "Ada, karena dia adalah bos kita semua. Gue dipercaya untuk lanjutin semuanya sampai apa yang kita pingin tercapai. Kalian gak perlu susah susah berjuang, sia-sia."

"Gue mau tanya, lo tau identitas kita semua?!" Tanya Jay ngegas, maklum, ia ingin baku hantam, tapi ditahan Jake.

"Tau dong, ya... ada satu orang sih yang gue gak tau. Karena itu, kalian harus jawab sejujur-jujurnya. Hehehe."

Minhee penasaran siapa orang yang dimaksud Sungchan, siapa yang berhasil menyembunyikan identitasnya sebaik itu? Apakah dia Hueningkai? Bukankah dia itu semacam peri? Ah, itu hanya hipotesisnya saja sih...

"Kalian itu adik kakak, kan?" Tanya Woonggi sinis. "Gak heran sih, kelakuannya sama aja. Tiba-tiba masuk ke kehidupan orang dan berkhianat, belajar akting dimana? Mahal gak biayanya?"

Jinsung berseru. "Lo mau mati ya?!"

"Gue udah mati, budi! Ya ampun, wujud gue terlalu sempurna sebagai iblis ya? Gue tau kok, makanya gue mau daftar jadi trainee."

"Serius dikit, please." Jake pun kesal.

"Gue bakal lanjutin omongan gue," ucap Sungchan. "Hueningkai itu apa? Siapa dia? Yang tau harus jujur, itu kalau mau hidup."

Minhee mendecih. "Kalaupun kita gak kasih tau, kita bakal tetep dibunuh. Lagipula, gue gak tau dia siapa."

"Kak Sungchan, kayaknya si Yedam tau deh," bisik Jinsung curiga, Yedam kan temannya Taehyun, sementara Taehyun temannya Hueningkai, pasti dia tahu sesuatu.

"Bener juga." Sungchan mengangguk setuju, mengangkat tongkat sihirnya. "Gue gak mau basa basi, siapa Hueningkai?"

Woonggi berpindah posisi ke depan Yedam. "Yedam gak tau siapa dia. Lo tuh ya, lo kan penyihir, cari informasi sendiri dong. Makanya, jadi orang jangan mageran."

Ekhem, saya tersindir.

"Oke, nanti gue cari tau. Tapi sekarang, gue gak main-main lagi." Sungchan tertawa. "Haha, kalian pasti berpikir kalian bakal menang kan? Gue mati permainan selesai, gak semudah itu."

"Kak Sungchan bener, semuanya bakal berlanjut, tapi bukan permainannya," sambung Jinsung menambahkan.

"Maksudnya?" Tanya Jake tak mengerti.

Tawa Sungchan semakin keras. "Gak ada lagi permainan setelah angkatan kalian, tapi apa yang terjadi sekarang bakal lanjut. Giliran kita yang berkuasa, kalian semua bakal jadi budak kita. Kalau gak mau? Ya perang."

"Gila, lo udah gila! Kalian semua gila!" Seru Jay emosi.

"Kenapa semua bakal lanjut? Kenapa kalian adain permainan ini? Dan... apa maksud dari kalau lo mati pun semua bakal lanjut?" Tanya Minhee semakin tak mengerti.

Jinsung mengangkat tangannya, menunjukkan tiga jarinya. "Pertama, karena kita mau semua orang-orang terkuat mati. Kedua, kita pingin berkuasa. Dan yang ketiga, ini bakal menggemparkan satu sekolah."

Sungchan tertawa lagi sampai menangis. "Kalian pasti penasaran apa maksudnya? Dengerin baik-baik, anak-anak pintar."

Setelah itu dia menyeringai penuh kemenangan.

"Maksud dari kalau gue ataupun Jinsung mati semua bakal lanjut adalah... karena ada orang yang bakal pegang kendali penuh. Mau tau siapa orangnya?"











































































"Dia Kak Sunwoo, dan iya, dia belum mati. Dia bakal kembali kapanpun yang dia mau, dia bukan lagi half vampire, tapi half vampire dan penyihir. Selamat berperang~!"

Cursed or Die | 02 Line ✓Where stories live. Discover now