07 Teluh

196 35 0
                                    

Happy Reading

"Ya! Kau akan mengandung bayi dari setan, dan itu adalah cucuku."

"Ibu, hanya itu? Aku pun bisa melakukannya sekarang ..." remeh Yayuk.

"Kau ingin? Di saat kau sudah mati, arwahmu akan mengandung bayi itu selama sepuluh tahun. Dan apakah kau yakin kau bisa menahan rasa sakitnya? Itu seperti perutmu yang terus digigiti ribuan ular!"

"Ti-tidak, tidak!"

"Makannya dengarkan perkataan yang aku katakan kepadamu, Yayuk!"

"Baiklah, Ibu."

"Yayuk, kau harus melakukan ritual terakhir menjadi siluman daayan. Makanlah daging mentah dan empedu ikan ini, jangan kau muntahkan setelah kau memakannya."

Dari tangan dewi daayan muncul lagi sebuah kendi yang berisi daging ayam dan empedu ikan. Lalu Yayuk memakannya dengan lahap. Dari mulut dewi daayan keluar sebuah bola api besar yang melesat keluar, Yayuk heran apa yang dewi daayan berbuat sebenarnya. Ternyata itu adalah rencana dewi daayan untuk mengirim teluh ke keluarga maheswari. Yayuk senang karena dewi daayan menuruti permintaannya, tanpa diminta. Yayuk pun pulang ke rumah dengan wujud cantik jelita, di rumah keluarga maheswari, Yayuk melihat rumah keluarga maheswari itu dihiasi dengan pernak-pernik pernikahan yang sngat indah. Lilin dimana-mana, gorden berwarna-warni di pasang di segala penjuru tembok rumah maheswari. Rumah maheswari ramai karena banyak pekerja yang menyiapkan pesta pernikahan. Nenek ageng yang melihay Yayuk basah kuyup, langsung menariknya dan membawanya ke kamar tamu.

"Hey, Biawak! Kenapa kamu hujan-hujanan seperti ini hah?" tanya nenek Ageng, memarahi Yayuk di kamar tamu.

"Saya tadi habis keluar."

"Tidak berguna! Besok adalah hari perayaan pernikahanmu! Kamu akan menikah secara resmi dengan Darmayanto, jadi jangan buat ulah!" geram nenek Ageng.

"Pernikahan?"

"Kamu nggak bisa denger? Atau mau kupingnya saya bakar?" nenek Ageng melotot, mesal.

"Besok kamu harus bangun pagi, jangan siang kaya kebo!"

"Besok, kamu pakai ini!" nenek Ageng memberikan plastik berwarna putih yang berisi kebaya pernikahan berwarna putih, dlengkap dengan setelannya yaitu kain batik berwarna cokelat. Di sana juga terselip karangan bunga melati untuk hiasan di kepala. Tak hanya itu yang diberikannya, nenek Ageng juga memberikan perhiasan emas untuk kepala, kaki dan juga tangan kepada Yayuk.

"Ini, semua perhiasan ini?" Yayuk, tak percaya.

"Iya! Saya mau, kalau menantu keluarga ini sangat glamour nanti. Saya tidak mau kamu berpenampilan layaknya pembantu di sana!" tegas nenek Ageng.

"Tapi ini semua berat, Nek!"

"Saya tidak mau tau! Pokoknya kamu harus memakai ini semua, jika tidak maka kamu akan menerima akibatnya!" hardik nenek Ageng kepada Yayuk.

Yayuk menahan kesaktiannya, ia tak mau kalau ia menewaskan nenek Ageng secara sekejap. Akhirnya Yayuk mengiyakan perkataan nenek Ageng, nenek Ageng pergi, dirinya menyiapkan pesta pernikahan di ruang tamu. Yayuk heran, dimana sebenarnya Delia? Kenapa Delia tak mencarinya di sini? Ini sangat aneh. Yayuk tertidur di ranjang kayu, yang membuat badan penuh rasa sakit.

Yayuk bangun, ia langsung berdandan memakai kebaya dan kain batik, tak lupa juga ia mengenakan perhiasan di kepala, kaki dan tangannya. Para selir perempuan nenek Ageng datang, menjemput Yayuk untuk segera ke pelaminan. Terdengar sudah, suara gamelan dan tembang di luar sana, manandakan acara pernikahan itu sangat amat meriah.

SILUMAN PENYERAP USIA: DAAYAN Where stories live. Discover now