14 Kemunafikan Delia Maheswari

176 31 0
                                    

Happy Reading

Siang begitu terik, membakar kulit Darmayanto Maheswari

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Siang begitu terik, membakar kulit Darmayanto Maheswari. Panasnya matahari membuat sekujur badan Darmayanto perih, dan kesakitan dari sebelumnya. Tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa, dia hanya bisa terbaring saja.

"Kenapa, Darmayanto? Sakit? Hahahaha!" tawa licik Yayuk, terngiang-ngiang di kepala Darmayanto.

"Sakit yang kamu rasakan, tidak sebanding dengan hatiku, Darmayanto! Hatiku hancur, tercabik-cabik olehmu! Kau telah menghancurkan masa depan seorang remaja polos, kau telah menghancurkan seorang remaja alim yang taat kepada tuhannya, kau telah merubah seorang remaja alim ke jalan kesesatan, kau telah membuat diriku menjadi makhluk menyeramkan, kau telah menewaskan ibuku, yaitu Markani. Kau telah menjual seorang ibu yang tengah berkabung ke orang asing, agar keluargamu mendapatkan keuntungan. Selain itu, kau telah menghancurkan semua kehidupan korbanmu termasuk diriku! Hanya karena harta kau takabur, karena hanya harta kau sombong, hanya karena harta juga kau malah bertindak tanpa memikirkan rasa kemanusiaan! Dasar manusia berhati iblis!!"

"A-ampun! Ampun!"

"Tidak ada ampun bagimu, manusia bangsat!"

"Aku tidak akan mengampunimu!"

"Sekarang giliranmu, jahanam! Nenek Ageng, Tuti Maheswari dan Bagus Maheswari telah ku terkam semuanya! Hahahaha!"

"Ja-jadi kau yang menewaskan semua keluargaku?"

"Hahaha, ya! Aku! Aku yang menewaskan semua keluargamu! Sekarang giliram dirimu, Darma! Kamu harus mati dengan cara yang lebih menggenaskan dari mereka!!" jerit Yayuk, sangat menghardik Darmayanto.

Dari mulut Yayuk, keluar sebuah trisula. Lalu ia gunakan untuk menusuk kepala Darmayanto!

"Sekarang kau akan mati perlahan-lahan!

SREEET!

CRAAAT!

Puluhan tusukan trisula, membuat air darah dan air nanah yang tumbuh di wajah Darmayanto memuncrat sampai membasahi muka Yayuk.

"Am-ampun!"

Betapa sakitnya Darmayanto karena tusukan itu. Yayuk tidak rasa-rasa memberikan balasan, karena yang ia ingat adalah ibunya yang dijual dan mati karena ulah keluarga Darmayanto Maheswari.

"Sudah! Cu-cukup!" Darma, memohon.

Setelah Yayuk Maheswari menusuk wajah Darmayanto berkali-kali, akhirnya sampailah pada ajal Darmayanto. Yayuk Maheswari membawa sebuah batu besar, lalu melemparkannya ke kepala Darmayanto, hingga kepalanya hancur tertindih batu besar. Otaknya keluar, beserta air darah dari kepala Darma yang mengalir. Wajahnya hancur, sehancur-hancurnya. Darmayanto meninggal, dengan menggenaskan.

"Hahahaha! Hari ini dendamku sudah terbalaskan! Sudah terbalaskan! Hahahahahahaha! Dulu mereka membuatku menderita, tapi dalam sekejap saja aku bisa membuat mereka semua hancur! Hahahahaha! Di saat orang baik dijahati, orang baik itu akan berubah menjadi lebih jahat dibandingkan orang jahat sesungguhnya!" Yayuk puas, karena hari ini dendamnya sudah terbalaskan.

SILUMAN PENYERAP USIA: DAAYAN Where stories live. Discover now