09 Sahabat Sejati

180 33 0
                                    

Happy Reading

"Hilang entah kemana, aku menerawang keberadaannya, tapi hasilnya nihil. Dulu aku sempat dengar. kalau anakku menikah dengan seorang pemuda di desa ini, tapi itu dulu ... berpuluh-puluh tahun yang lalu, sepertinya empat puluh tahun yang lalu, itu sangat lama sekali. Mungkin kalau anakku masih hidup sekarang, dan menjadi manusia biasa, pasti dia sudah berumur lima puluh tahun lebih, dan pastinya wajahnya sudah tua, dibandungkan dengan diriku." Dewi Daayan merenung, dia meratapi kehidupan anaknya.

"Oh ya, di mata ketiganya, dia mempunyai batu permata berwarna biru. Batu permata itu bisa membuat orang hidup abadi, dan kekal selamanya. Siapapun yang memakai batu permata itu ke dalam matanya, maka orang itu akan hidup abadi tanpa menua. Tapi, mungkin karena Katemi ingin hidup sebagai manusia biasa, dia mungkin melepaskannya dulu."

"Katemi?"

"Iya, itu nama anakku. Dan nama asliku adalah nyai Angker." Jelas dewi Daayan, yang ternyata nama aslinya adalah Angker.

"Hmm, aku akan membantu Nyai untuk menemukan nyai Katemi."

"Kau? Mau membantuku? Aku saja seorang dewi siluman seperti ini, kewalahan! Apalagi kau, seorang manusia biasa. Ilmu silumanmu jugs masih rendah!"

"Saya akan berusaha, Nyai. Tapi aku tak menjaminnya, aku pergi dulu ... besok atau lusa, aku akan membawa kepala Bagus Maheswari kemari."

"Baiklah,"

***

Keesokan harinya, Yayuk terbangun dengan lega di siang hari. Tanpa harus disiram lagi dengan air es batu, Yayuk keluar kamar, tampak rumah keluarga maheswari sangat sepi. Mungkin semuanya keluar rumah, Yayuk melangkahkan kakinya ke dapur. Saat menuju ke dapur, Yayuk melihat Bagus Maheswari yang membawa mie rebus masuk ke ruangan bawah tanah yang ada di dalam gudang, Yayuk memperhatikannya dia sangat senang sekali, seperti melihat mainan baru. Yayuk memutuskan untuk mengikutinya, sesampainya di sana Yayuk melihat Bagus Maheswari sedang berbicara dengan nenek tua yang diikat oleh jeruji besi, sepertinya perempuan itu tahanan.

Perempuan itu memakai sebuah kain panjang yang menutupi keningnya dan pakaiannya yang sudah uang, Yayuk berfirasat mungkin saja wanita itu adalah seorang tahanan yang ditahan dari muda sampai menjadi menua.

"Astaga, mengapa ada orang seperti ini di sini?" heran Yayuk. melihat wanita itu.

"Bibi, ayo main! Ayo main!" ajak Bagus kepada wanita itu.

"Ayolah, Bi! Ayo!" Bagus menarik tangan wanita tua itu, yang dirantai besi.

Wanita tua itu melepaskan tangannya dengan kasar, dia mendorong Bagus dengan tangannya sampai Bagus tersungkur.

BRAAAK!

Mie yang bagus bawa berserakan, bajunya menjadi penuh dengan mie rebus.

"Dia sepertinya gila ..." tebak Yayuk.

"Kurang asem!" marah Bagus.

Bagus akhirnya memukul perempuan tersebut menggunakan ember hitam yang berada di dekatnya, sampai perempuan tua itu kesakitan dan tersungkur, bersujud di kaki Bagus. Ia pingsan di hadapan Bagus, karena tak kuat dengan pukulannya.

"Itu anak, memang pantes aku terkam!" Yayuk, ikut geram dengan perilaku Bagus.

"Haha, rasain!" Bagus pergi dari ruang bawah tanah, dia tak tahu kalau Yayuk berada di sana.

Setelah Bagus pergi, Yayuk mendekati perempuan tersebut. Perempuan yang tak berdaya.

"Bu? Bangun ..." Yayuk, halus.

SILUMAN PENYERAP USIA: DAAYAN Where stories live. Discover now