13 Lumpur, Darah dan Nanah

182 34 1
                                    

Happy Reading

"Nak!" teriak nyai Angker, seraya memegang pundak Katemi.

"Sepertinya anakku terkena sihir dari batu permatanya sendiri, aku harus melakukan sesuatu!"

Nyai Angker mengarahkan telapak tangannya ke arah Katemi, seketika cahaya berwarna ungu keluar dari telapak tangan nyi Angker menyinari wajah Katemi, ia buat Katemi menjadi muda kembali dengan hiasan seorang putri daayan. Katemi sekarang memakai kebaya, mahkota besar berwarna putih, dan memakai perhiasan di seluruh tubuhnya.

"Syukurlah, kau sudah menjadi putriku lagi. Nak, kenapa kamu bisa di sini? Ada apa?"

"De-Delia ..." tampaknya sihir hitam yang diberikan nyai Angker tidak berfungsi sama sekali kepada Katemi, ia hanya membuat Katemi cantik dan muda kembali, tapi ia tak bisa memulihkan otak Katemi lagi yang nampaknya stroke.

"Delia? Ada apa dengannya? Cerita pada Ibu!" ujar nyai Angker.

"Peng-penghianat besar!" ujarnya, terbata-bata karena pengaruh stroke.

"Katemi, maksudmu Delia adalah penghianat besar? Kenapa? Mengapa kamu menyebutnya penghianat besar?"

Katemi termenung, menatap kosong. Katemi mengarahkan telunjuknya ke belakang nyai Angker, pertanda Katemi melihat sesuatu yang begitu mengejutkan.

DOOOR!

Sebelum nyai Angker menengok ke belakang, sebuah tembakan melesat ke bahu Katemi hingga membuat Katemi tewas di tempat. Entah siapa yang menembaknya, saat pelaku kabur, tapi rambut daayan boroknya menangkap pelaku itu dan bisa membawa dirinya ke hadapan nyai Angker. Nyai Angker marah, kemarah seorang ibu membuat seluruh manusia gemetar ketakutan. Nyai Angker berubah wujud menjadi menyeramkan! Wajahnya dipenuhi benjolan nanah, tangan dan kakinya penuh borok dan kukunya memanjang hingga puluhan meter. Rambut daayannya membawa seorang supir setia keluarga maheswari, ternyata supir keluarga maheswarilah yang menembak Katemi di sana!

Tubuh supir itu dibalikan oleh rambut nyai Angker, membuat tubuh supir itu menggantung. Wajah supir itu berada di depannya, supir itu ketakutan setengah mati saat melihat wajah nyai Angker yang begitu menyeramkan. Nanah terus menyengat, membuat supir tersebut muntah-muntah secara terbalik

"Berani-beraninya kau menembak anakku hah!" jerit nyi Angker, melotot pada supir tersebut.

"Am-ampun! Ampun!"

"Ada dendam apa kau kepada anakku? Ada dendam apa hah?"

"Sa-saya hanya menja-jalankan tugas saya!" kata supir itu, penuh ketakutan.

"Siapa yang menyuruhmu?"

Supir itu diam, dan malah mengalihkan pembicaraan.

"Cepat jawab, bodoh!" teriak nyai Angker, sebari menguatkan cekikan rambutnya kepada supir.

"Saya tidak akan menjawabnya, saya lebih baik mati!"

"Dasar manusia sombong!! Cepat jawab! Atau aku akan membuat dirimu terkena penyakit kusta seumur hidupmu!" jeritnya.

Supir itu takut saat mendengar perkataan nyai Angker, mau tak mau ia harus menjawabnya sekarang juga.

"Jangan! Ba-baik, saya akan memberitahunya!" cakap supir tersebut.

"Cepatt!"

"Yang menyuruh saya adalah ..."

DOOOORR!

DOOOR!

DOOOR!

Tiga tembakan melesat ke jantung supir, membuat supir itu tak berdaya dan tidak jadi memberitahunya.

SILUMAN PENYERAP USIA: DAAYAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang