26 Delia Maheswari is Back!

131 25 0
                                    

Happy Reading

"Seriusan lo?" Zidan, tak percaya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Seriusan lo?" Zidan, tak percaya.

"Yaelah, ngapa gue bohong? Kagak ada gunanya, Bambang!" Putri, sinis.

"Pantesan lo tau, Put. Ta-tapi kalau sekarang?" tanya Zahra, tanpa menyakiti hati Putri tentang masa lalu ibu dari Putri.

"Sekarang tobat, ibu gue jadi orang baik, dermawan juga. Tapi ya belum kenal agama, jadi gue tumbuh tanpa agama kaya gini, Ra."

"Kenapa lo baru bilang sekarang, Put! Kalau gitu kan gue auto ngajarin lo agama pas awal masuk waktu itu," Zahra.

"Hehe, takutnya kalian kagak mau temenan sama gue lagi."

"Mana mungkin! Gue bakalan bimbing lo, Put! Sahabat yang baik itu yang membimbing sahabatnya ke jalan kebaikan." Zahra, tersenyum.

"Iya, kita kagak akan mutusin pertemanan kok." Zidan.

"Hehe, makasih. Sebenernya gue udah bilang tentang ini ke Laras, dan syukurnya si Laras ngerti keadaan gue." Ujar Putri.

"Alhamdulilah, nah kan."

"Hmm, balik ke topik awal. Kenapa bisa ada lingkaran awan kek gitu di rumahnya si Laras? Apa Laras ngelakuin ritual setan gitu besar-besaran?" bingung Zidan.

"Perasaan tadi gue kagak liat apa-apa di rumahnya Laras deh," pikir Zahra.

"Ehh! Wait! Gue denger suara tabuhan gendang, terus denger suara hentakan kaki orang yang kaya nari gitu. Tabuhannya juga kaya tabuhan ala-ala jawa gitu, tapi temponya cepat banget! Dan yang denger cumam gue doang, Putri malah kagak!" tutur Zahra, meyakinkan mereka berdua.

"Tabuhan gendang ala-ala jawa?" Zidan.

"Kenapa kagak bilang ala-ala jawa, Zeyeng! Itu mah tandanya fiks ada ritual besar-besaran di rumahnya si Laras!" ujar Putri.

"Ta-tapi kenapa gue doang yang denger? Kenapa lo kagak, Put?" Zahra.

"Ya, secara kan lo kayanya punya mata batin." Tebak Putri.

"Heh, gue seumur-umur belum pernah lihat begituan, jangan ngadi-ngadi deh!" Zahra, yang menganggap Putri mengada-ngada saja.

"Kagak lah! Gue bener kok, itu kata ibu gue!"

"Kalo lo mau tanya-tanya tentang kejadian tadi, cuss nanti pas KKN, lo ketemu sama ibu gue ya!"

"Okey, gue kagak sabar dah pengen ketemu ibu lo, Put! Mau tau, gimana sih seorang Delia Maheswari." Zahra.

***

Pagi yang cukup mendung, saat itu di desa nagasari, seorang perempuan paruh baya memakai sari berwarna biru muda berjalan ke luar rumahnya yang sangat besar nan megah. Dia membawa dua bungkus besar sembako, dan berjalan menuju ke sebuah rumah gubuk. Ternyata perempuan itu ingin memberi sembako pada kakek dan nenek yang sudah sangat tua di gubuk itu, yang tidak lagi bisa bekerja. Pemberian itu disambut ramah dan haru oleh sang tuan rumah, berterimakasih sebesar-besarnya kepada dermawan itu.

SILUMAN PENYERAP USIA: DAAYAN Where stories live. Discover now