Chapter 16

701 149 27
                                    

Tokoh dalam cerita ini adalah milik Tuhan, dirinya sendiri, keluarga masing-masing, dan SM Entertaiment. Saya hanya meminjam nama mereka untuk kepentingan cerita ini. Jika merasa cerita anda mirip saya tidak berniat mengcopy cerita anda karena ini murni dari imajinasi saya.

Warning : Typo bertebaran !

Check this out !

.

.

.

Taeyong mengunjungi Taeil di ruangannya, pemuda Moon itu seperti biasa mengerjakan pekerjaannya dengan tekun. Ia meletakka kopi yang dibelinya di atas meja Taeil, lalu berjalan menuju sofa yang ada di ruangan Taeil. Setelah satu tegukan Taeil baru memberikan perhatian kepada Taeyong. "Kau tidak sibuk?"

"Aku baru saja selesai dengan jadwal rawat jalan. Aku sedang sedih karena seorang ibu kehilangan bayinya," kata Taeyong. Pandangannya menerawang jauh walaupun di depannya hanya dinding ruang kerja Taeil.

"Bukan salahmu," kata Taeil.

"Aku tahu, namun aku masih merasa sedih untuk sang ibu. Itu sangat berat untuknya," kata Taeyong.

"Kau melakukan yang terbaik sebagai dokter, berusaha menyelamatkan ibu dan bayinya. Jika bayi itu meninggal atau si ibu yang meninggal, kau tetap melakukan yang terbaik, setidaknya kau tidak menyesal. Begitulah hidup," kata Taeil.

"Moon Taeil, kau memang bijaksana," puji Taeyong.

"Begitulah hidup, kita memang diharuskan banyak belajar," kata Taeil.

Taeyong mengangguk menyetujui, ia tidak menyesal bisa jatuh cinta kepada orang sebijaksana Taeil. Taeyong juga harus mengingat bahwa Taeil belum jatuh cinta juga padanya, maka ia harus berusaha. Dan Taeyong akan sabar menunggu jawaban Taeil.

"Ngomong-ngomong, apa kau tahu kabar yang sedang beredar?" tanya Taeyong.

Taeil memandang Taeyong bertanya, "Apa?"

"Johnny dan Jaehyun tidak bicara sama sekali selama beberapa hari ini, " kata Taeyong.

Taeil memandang Taeyong menelisik, "Lee Taeyong dari mana kau dengar hal seperti itu. Bukankah ruang bedah umum dan kandungan cukup jauh?"

"Ten tidak sengaja mengatakannya padaku. Apa itu berhubungan dengan pindahnya Jaehyun dari apartemen Doyoung?" kata-kata Taeyong seperti berusaha merangkai sesuatu.

Taeil mengerjap, penjelasan Taeyong membuatnya kembali berpikir. Doyoung sedang pergi liburan dan Jaehyun tiba-tiba membeli apartemen sendiri karena suatu alasan. Johnny dan Jaehyun tidak berbicara beberapa waktu ini. Mereka juga tidak pergi untuk makan malam bersama. "Sesuatu terjadi antara Johnny dan Jaehyun?" tanya Taeil penasaran.

"Mungkin saja. Bukankah sedikit aneh mereka jarang bertengkar dan tiba-tiba tidak berbicara satu sama lain?"

Taeil tidak yakin dengan kesimpulannya,  namun ia masih penasaran. Sayangnya ia harus menahannya agar tidak menimbulkan masalah lebih lanjut. Hatinya tergores dengan kesimpulan yang tidak pasti, maka ia harus bertanya kepada Johnny atau Jaehyun di saat yang tepat.

"Kita biarkan mereka menyelesaikan masalah mereka sendiri. Mereka juga sudah dewasa," kata Taeil. Taeyong mengangguk setuju. Namun Taeil tidak bisa melakukannya, ia sungguh penasaran dengan masalah ini.

.

.

.

"Kenapa tiba-tiba berubah pikiran?"

Jaehyun hanya menatap televisinya dengan pandangan menerawang, meski ia tahu bahwa Jeno datang dan bertanya tentang keputusannya. Tentu saja Jaehyun tahu adiknya itu akan menanyakan hal ini. Ia tiba-tiba pindah dari apartemen Doyoung, padahal sang pemilik sedang pergi berlibur. Terasa aneh memang namun Jaehyun harus melakukan hal ini.

A Calm WaterWhere stories live. Discover now