Chapter 21

515 80 8
                                    

Tokoh dalam cerita ini adalah milik Tuhan, dirinya sendiri, keluarga masing-masing, dan SM Entertaiment. Saya hanya meminjam nama mereka untuk kepentingan cerita ini. Jika merasa cerita anda mirip saya tidak berniat mengcopy cerita anda karena ini murni dari imajinasi saya.

Warning : Typo bertebaran !

Check this out !

.

.

.

Jaehyun mengunci mobilnya dan ia sudah mendapati orang yang tidak ia lihat satu minggu ini. Jaehyun melihatnya menelisik memastikan orang itu tidak meminta yang aneh padanya. Karena teman-temannya itu terkadang ada saja yang diinginkan darinya. "Kau menungguku Lee Taeyong?"

"Aku melihat mobilmu di belakang mobilku," kata Taeyong dengan santai.

Jaehyun hanya mengangguk dan melanjutkan langkah untuk masuk ke lobi rumah sakit. Jaehyun sejujurnya agak jarang berbicara berdua dengan Taeyong. Mereka memang tidak sedekat itu untuk membicarakan hal-hal yang terlalu pribadi. Meskipun mungkin Taeyong tahu banyak hal dari teman-temannya yang lain.

"Agaknya aku membenci hari senin," kata Taeyong.

"Johnny sering mengatakan itu, dan aku akan membuatnya lebih membencinya," kata Jaehyun.

Taeyong berhenti berjalan, Jaehyun juga menghentikan langkahnya setelah merasa Taeyong tidak melanjutkan langkahnya. Ia melihat Taeyong yang tekejut, itu adalah reaksi yang sudah diperkirakan oleh Jaehyun. Namun sejujurnya itu bukanlah sesuatu yang aneh.

"Jadi?" tanya Taeyong.

"Setelah aku berbicara dengan Johnny semuanya akan menjadi keputusan Taeil. Aku pikir akan terlalu lama jika menggantungkan perasaan mereka berdua lebih dari ini. Mereka pasti juga banyak terluka," kata Jaehyun.

Taeyong tidak merespon apapun.

"Aku pikir aku ingin segera kembali, namun itu tidak mungkin. Akan ada banyak yang berubah setelah melewati masa seperti ini. Setelah melihat Jeno dan Mark aku berpikir bahwa tidak apa-apa dengan perubahan, jalani saja." Jaehyun menekan tombol lift, "Kau mau mengering di sana?"

Taeyong mengendus lalu berlari mengejar Jaehyun yang akan menutup pintu lift.

.

.

.

Taeil hanya tersenyum melihat Kun dengan mata panda yang tebal. Taeil terpaksa menginap setelah ada operasi ulang dengan seorang pasiennya. Sedangkan Kun entah bagaimana mendapatkan banyak pasien di UGD. Karena Taeil sedang dalam suasana hagi yang baik maka ia ingin mentraktir Kun dengan sarapan.

"Bukankah seharusnya kau tidak dalam suasana hati yang baik?" Tanya Kun.

Taeil terkekeh, "Aku memperbaiki suasana hatiku dengan mentraktirmu."

Kun memiringkan kepalanya, "Ada hal baik yang terjadi?"

"Tidak, hanya saja aku ingin segera membuat keputusan penting."

"Kau akan kuliah lagi?"

Taeil mengerjap, "Apa bisa?"

"Bukankah kau selalu menemukan jalanmu untuk melakukannya. Aku dengar kau juga akan melakukan penelitian baru," kata Kun.

Taeil mengehela nafas, "Seandainya pikiranku dalam keadaan baik pasti aku akan melakukannya. Tapi aku lebih baik setelah liburan saat itu, rasanya menyenangkan."

Kun tersenyum, "Aku mengerti kenapa banyak orang yang menyukaimu."

"Apa?"

"Tidak."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 05, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

A Calm WaterWhere stories live. Discover now