Chapter 18

724 141 17
                                    

Tokoh dalam cerita ini adalah milik Tuhan, dirinya sendiri, keluarga masing-masing, dan SM Entertaiment. Saya hanya meminjam nama mereka untuk kepentingan cerita ini. Jika merasa cerita anda mirip saya tidak berniat mengcopy cerita anda karena ini murni dari imajinasi saya.

Warning : Typo bertebaran !

Check this out !

.

.

.

Doyoung membuka ruang kerjanya dan masih menemukan tempat itu kosong tanpa penghuni satunya lagi. Mungkin Jaehyun menambah hari liburnya setelah bekerja keras di akhir pekan. Doyoung bisa memakluminya, hanya saja sudut hatinya kosong. Ia ingin berbicara dengan Jaehyun meaki hanya sebentar, ia merindukan pemuda itu.

Doyoung menggeleng, ia masuk dan menuju meja kerjanya. Memang lebih baik ia berkonsentrasi pada pekerjaannya dan hari akan terlewati begitu saja. Namun ekpetasinya berubah ketika pintu ruangan tersebut dibuka. Sosok yang dirindukan Doyoung muncul kemudian.

Jaehyun sedikit terkejut dilihat dari ekpresinya. Meski seperti itu Doyoung merasa sangat lega bisa melihat Jaehyun. Walaupun ia belum bisa berbicara dengan nyaman seperti biasa,  namun ia bersyukur karena ia bisa melihat Jaehyun.

"Kau sudah kembali?" tanya Jaehyun membuka percakapan.

"Kau lupa aku pulang kemarin?"

Jaehyun kembali mengerjap, "Aku sepertinya terlalu banyak tidur kemarin."

Doyoung terkekeh,  ia memaklumi Jaehyun yang memang seperti balas dendam. Pemuda itu benar-benar beristirahat dan ia menyukai hal itu. Ia tidak suka Jaehyun yang terlalu memaksakan diri hanya untuk dedikasi kepada pekerjaannya.

"Doyoung, kita harus bicara."

Doyoung mengangguk, ia menatap Jaehyun yang sedang meletakkan barang bawaannya di meja kerja miliknya. Kemudian menatap Doyoung yang siap mendengar apa yang akan dikatakan oleh Jaehyun.

"Aku minta maaf."

Doyoung mengerjap.

"Karena pindah dari apartemenmu tiba-tiba dan hanya berpamitan melalui pesan. Seharusnya aku menunggumu pulang, kemudian pindah secara baik-baik. Namun diriku sesang di luar kendaliku sekarang."

Doyoung mengangguk, ia mengerti,  dan ia tidak bisa marah hanya karena hal itu. Masalah ini terjadi karena dirinya dan seharusnya ia yang meminta maaf pada Jaehyun karena memberikan beban tersendiri. Jaehyun sudah memiliki banyak beban namun Doyoung sudah menambahkan satu.

"Aku minta maaf Jaehyun."

Jaehyun menggeleng, "Bukan salahmu, kau melakukan apa yang seharusnya kau lakukan. Hanya saja bisakah kau memberiku waktu? Aku ingin menemukan sisi diriku yang hilang."

Doyoung mengangguk, sepertinya itu juga yang dibutuhkannya. Tidak ada alasan untuk mereka tetap dekat sementara seseorang tengah terluka karena mereka. Ia tidak boleh egois. Jika Jaehyun menjadi miliknya, itu adalah waktu yang tepat. Tapi bukan saat ini. "Aku juga harus menemukan sisiku yang hilang Jaehyun. Tapi boleh aku minta satu permintaan?"

Jaehyun mengangguk, sebagai tanda persetujuan.

"Apapun keputusanmu nanti, bisakah kita seperti dulu lagi? Merasa nyaman dan bahagia di sisi satu sama lain."

"Tentu Doyoung, aku akan berusaha."

.

.

.

"Kau sudah bicara pada Jung?"

Malam ini Taeyong dan Doyoung berakhir makan malam bersama. Keduanya tidak bisa mengajak Taeil dan Jaehyun karena mereka sedang dalam keadaan yang baik untuk bercanda sambil makan seperti biasa. Jadi keduanya sepakat untuk melakukan hal ini hanya berdua.

A Calm WaterWhere stories live. Discover now