Chapter 5

955 186 77
                                    

Tokoh dalam cerita ini adalah milik Tuhan, dirinya sendiri, keluarga masing-masing, dan SM Entertaiment. Saya hanya meminjam nama mereka untuk kepentingan cerita ini. Jika merasa cerita anda mirip saya tidak berniat mengcopy cerita anda karena ini murni dari imajinasi saya.

Warning : Typo bertebaran !

Check this out !

.

.

.

17 years ago

Taeyong berlari sekencang mungkin sambil menghindari mahasiswa yang berlalu lalang di koridor. Dia sedang sial karena tertidur pagi ini setelah begadang bermain game tadi malam. Kenapa juga ia mengambil kelas pagi kalau tahu begini di semester selanjutnya ia mengambil semua kelas siang. Pemuda itu terus berlari hingga tidak sadar dengan kecepatannya sendiri.

Mata Taeyong melebar dan ia berteriak, "AWAS! "

Tabrakan itu tidak bisa terhindarkan sedangkan kedua pemuda yang melihat pintu kelas tertutup hanya bisa menghela nafas. Mereka terlambat ke kelas dan kemungkinan akan dihukum. Belum lagi mereka sedang merasakan nyeri karena insiden tabrakan barusan.

"Ah, kelasnya sudah dimulai."

Kedua pemuda yang masih terduduk di lantai termasuk Taeyong menoleh. Keduanya mengerjap memperhatikan tiga pemuda dengan tubuh lumayan tinggi terlihat murung. Kalau disambungkan dengan kondisi saat ini sepertinya mereka berlima termasuk pemuda yang ditabraknya ada di kelas yang sama.

"Kalian yang terlambat! "

Taeyong menghela nafas lelah setelah merapikan beberapa tumpukan buku.  Sebenarnya ia tidak masalah dengan bersih-bersih, yang jadi masalah adalah kenapa mereka harus membersihkan perpustakaan. Ia melihat ke sekitar teman-teman--entahlah apa mereka bisa disebut teman karena belum berkenalan--juga kelelahan sepertinya. Lagipula perpustakaan yang sudut-sudutnya berdebu sudah bersih.

"Mau istirahat?" tanya Taeyong

"Pekerjaan kita sudah selesai juga," kata pemuda yang paling tinggi.

"Ngomong-ngomong kita sepertinya menjadi satu kelompok di tugas mata kuliah tadi," kata pemuda bermata kelinci.

"Sepertinya sebuah kabar baik," kata pemuda tampan yang memiliki dimple di pipinya.

"Kita akan membicarakan itu di sini? " tanya pemuda yang tadi tidak sengaja Taeyong tabrak.

"Kita ke kantin saja," kata yang paling tinggi.

Semua mengangguk setuju dan menuju kantin universitas untuk mengisi perut mereka. Setelah memesan mereka saling memandang,  seketika kecanggungan menyerang.

"Kita lupa berkenalan. Aku duluan saja, namaku Johnny Seo," kata Johnny.

"Wah, kau bukan orang Korea?" tanya pemuda bermata kelinci.

"Aku lahir di Chicago," kata Johnny.

"Namaku Lee Taeyong," kata Taeyong.

"Aku dari tadi takjub melihatmu, kau dari dunia dua dimensi?" tanya Johnny.

"Mana ada yang seperti itu Johnny. Aku Kim Doyoung," kata pemuda bermata kelinci.

"Kau seperti kelinci Doyoung-ah," kata pemuda berdimple.

"Diam kau Jung! "

Tiga pemuda lainnya melotot. "Kalian saling mengenal? " tanya Johnny.

Keduanya mengangguk. "Kami berkenalan lebih dulu saat hukuman tadi. Ngomong-ngomong aku Jung Jaehyun," kata pemuda berdimple.

A Calm WaterWhere stories live. Discover now