Chapter 2

1.2K 214 5
                                    

Tokoh dalam cerita ini adalah milik Tuhan, dirinya sendiri, keluarga masing-masing, dan SM Entertaiment. Saya hanya meminjam nama mereka untuk kepentingan cerita ini. Jika merasa cerita anda mirip saya tidak berniat mengcopy cerita anda karena ini murni dari imajinasi saya.

Warning : Typo bertebaran !

Check this out !

.

.

.

"Astaga lelah sekali," keluh seorang pemuda sambil memijat bahunya. Berlama-lama duduk dan menemui pasien cukup menguras tenaga meski pemuda itu tidak keberatan dengan hal ini.

"Professor Moon, bisa beristirahat. Kebetulan sudah jam makan siang," kata salah satu Dokter Residen yang mendampingi pemuda yang disebut Professor Moon tadi.

"Baiklah, terima kasih Hendery-ya. Aku akan makan siang dengan temanku."

Taeil berpamitan setelah meminta seorang perawat membawakan berkas ke ruang kerja pribadinya nanti. Ia melangkah menuju ruangannya, begitu sampai di depannya ia hanya bisa menghela nafas karena suara berisik di dalamnya, tidak terkejut sama sekali dengan hal itu. Membuka ruangan dan memberikan tatapan datar pada empat manusia yang sudah berisik karena makanan di meja tamunya.

"Kalian selalu tidak izin untuk masuk ke ruangaku," kata pemuda Moon.

"Untuk apa izin jika ruangannya tidak dikunci, kau bahkan pernah bilang kami bisa masuk ke sini dengan bebas," kata pria yang menyuapkan kimchi ke dalam mulutnya.

"Itu memang selalu menjadi kelakuanmu Johnny Seo. Aku tidak tahu kenapa kau bisa jadi Professor bedah umum di rumah sakit ini?" keluh pemuda yang menyuapkan nasi ke mulutnya.

"Diam kau Kim Doyoung," balas Johnny.

"Oh kenyangnya," kata pemuda yang wajahnya bahkan keluar dari dunia dua dimensi.

"Ini makanan untuk Moon Taeil," kata pemuda lain yang memberikan satu kotak bekal untuk pemuda Moon.

"Terima kasih Jaehyun kau memang paling pengertian," kata Taeil tersenyum lalu mulai membuka kotak bekal miliknya.

Taeil sebenarnya sudah biasa dengan hal ini, dia mengomel hanya untuk memeriahkan suasana meski sebenarnya sudah meriah. Kebetulan mereka sudah bekerja di rumah sakit yang sama sehingga selalu menyempatkan waktu untuk makan bersama meski kadang anggotanya tidak lengkap. Kadang di ruangan Taeil kadang di ruangan Jaehyun dan Doyoung, yang terpenting mereka bisa berkumpul. Terkadang juga menyempatkan waktu di malam hari setelah bekerja atau akhir pekan jika mereka tidak sibuk. Menjadi Dokter spesialis memang tidak pernah mudah meski memiliki banyak uang.

"Apa kalian akan hadir ke pernikahan putri Presdir akhir pekan nanti? " tanya pemuda berwajah dua dimensi.

Jaehyun menghela nafasnya, "Aku akan hadir, bagaimanapun Presdir sudah mau aku repotkan untuk mengurus rumah sakit dimana seharusnya dia sudah pensiun. Hal-hal kecil seperti ini yang bisa aku lakukan untuknya."

"Kita hadir saja semua dan tiba-tiba bernyanyi di sana," kata Johnny.

"Astaga, apa otakmu tidak bisa sedikit saja normal Johnny? Mana mungkin kita melakukan itu, memalukan!" kata Doyoung.

"Kapan dia tidak memalukan Doyoung?" tanya Taeil menghela nafas.

Johnny tiba-tiba tertawa keras membuat semua perhatian tertuju padanya. Namun Johnny tetap melanjutkan tawanya bahkan hampir tersedak beberapa kali. "Ya! kalian ingat tiga minggu lalu saat kita makan siang bersama Mark. Sungguh itu pengalaman yang lucu."

A Calm WaterWhere stories live. Discover now