Chapter 15

783 148 27
                                    

Tokoh dalam cerita ini adalah milik Tuhan, dirinya sendiri, keluarga masing-masing, dan SM Entertaiment. Saya hanya meminjam nama mereka untuk kepentingan cerita ini. Jika merasa cerita anda mirip saya tidak berniat mengcopy cerita anda karena ini murni dari imajinasi saya.

Warning : Typo bertebaran !

Check this out !

.

.

.

Flashback

Doyoung melihat Johnny sudah ada di cafe tempat mereka akan mengerjakan tugas kelompok. Jadi ia langsung duduk di meja tempat Johnny berada. Tinggal satu orang lagi yang belum datang.

"Si Jung belum datang?" tanya Doyoung sambil meletakkan tasnya.

Johnny menggeleng, "Belum sepertinya ia akan terlambat. Ingin mencicil beberapa sambil menunggu Jaehyun."

Doyoung mengangguk setuju dan mulai menyiapkan bahan-bahan untuk tugas. Sama dengan Johnny yang sudah menyiapkan catatannya dan mulai menulis materi apa saja yang dibutuhkan. Sesekali mereka berdiskusi untuk menentukan apa yang bisa dimasukkan ke dalam tugas kelompok mereka.

Hingga konsentrasi mereka terpecah ketika terdengar suara gelas terjatuh.

Seorang anak kecil menangis dengan kencang. Jaehyun dengan sigap menjauhkan anak kecil itu dari pecahan gelas. Kemudian mendudukan anak kecil itu di pangluan ibunya.

"Kau sedang terluka, biarkan Hyung mengobatimu," kata Jaehyun sambil tersenyum.

Jaehyun meletakkan tasnya dan mengeluarkan kotak p3k kecil. Ia dengan hati-hati membersihkan luka anak kecil itu meski si anak meraung merasakan perih. Ketika Jaehyun mengeluarkan plester dengan gambar yang lucu, anak kecil itu mulai berhenti menangis.

"Kau anak yang kuat, pasti bisa membahagiakan orang tua," kata Jaehyun menghibur.

"Hyung siapa?" tanya anak kecil itu lugu.

"Hyung calon dokter anak. Hyung akan menyembuhkan anak-anak yang ada di seluruh dunia," kata Jaehyun.

"Hyung hebat!"

"Kau juga!"

Senyum Jaehyun sangat cerah hari itu membuat orang-orang yang melihatnya terpesona kepada pemuda itu. Termasuk dua orang yang sebenarnya siap untuk memaharinya. Sepertinya mereka berdua akan menyimpan kenangan itu di dalam hati mereka.

Jaehyun tersenyum minta maaf kepada mereka, "Maaf tadi aku membantu seorang nenek menyebrang dan mengantarkannya  sampai tujuan."

Mungkin Jaehyun adalah orang paling baik yang pernah keduanya temui.

Flashback end.

.

.

.

Jaehyun membuka pintu apartemen yang ia tinggali bersama Doyoung. Meski sebenarnya apartemen itu adalah milik Doyoung, ia masih mencari apartemen baru. Jika dipikir-pikir sudah saatnya ia hidup tanpa menumpang meski teman-temannya baik-baik saja dengan itu. Ia cukup terkejut saat akan menyeret kopernya ke kamar dan ia menemukan Doyoung sedang melamun memikirkan sesuatu.

"Kau belum berangkat?" tanya Jaehyun karena sepertinya Doyoung seharusnya sudah berangkat ke Bandara.

"Kau salah membaca tiketku, aku berangkat setelah kau sampai di rumah."

Jaehyun hanya mengangguk, ia menyimpan koper dan tasnya di samping meja ruang tamu. Lalu melangkah ke dapur untuk mengambil minum, rasanya haus sekali setelah perjalanan panjang. Ia melirik jam sebentar, setelah mandi ia bisa tidur sepuasnya sebelum kembali bekerja besok pagi. Kemudian ia kembali ke ruang tamu, melihat Doyoung sedang memikirkan sesuatu.

A Calm WaterWhere stories live. Discover now