Chapter 13

966 155 38
                                    

Tokoh dalam cerita ini adalah milik Tuhan, dirinya sendiri, keluarga masing-masing, dan SM Entertaiment. Saya hanya meminjam nama mereka untuk kepentingan cerita ini. Jika merasa cerita anda mirip saya tidak berniat mengcopy cerita anda karena ini murni dari imajinasi saya.

Warning : Typo bertebaran !

Check this out !

.

.

.

"Jangan terlalu banyak berpikir Professor Moon! "

Taeil terperanjat lalu mendongak menemukan Doyoung berdiri tepat di pintu ruangannya. Ia menghela nafas berusaha menenangkan jantungnya yang terkejut. Kemudian melirik ke arah jam yang terpasang di dinding, sudah saatnya untuk pulang namun Taeil tidak menyadarinya karena melamun. Sepertinya keadaannya tidak baik untuk lanjut bekerja atau semacamnya.

"Kau tidak ada operasi lagi kan?"

Taeil mengangguk sebagai jawaban lalu matanya beralih ke arah layar monitor. Di sana masih terpampang pekerjaan yang belum di selesaikannya.

"Mau makan malam bersama? Sekalian aku antar pulang."

"Boleh juga, biarkan aku menyelesaikan yang sisa sedikit ini. Lagipula sudah lama kita tidak makan berdua saja," kata Taeil sembari melanjutkan pekerjaannya.

Lima menit, dan Taeil mematikan komputernya lalu berganti pakaian dengan pakaian yang kasual dan santai. Doyoung berdiri lebih dulu setelah Taeil membereskan barang-barangnya lalu menuju lapangan parkir.

"Sampai kapan mobilmu di bengkel?" tanya Doyoung membuka percakapan di lorong yang sudah lumayan sunyi karena hampir tengah malam.

"Masih tiga hari lagi."

"Makanya gunakan mobilmu itu agar tidak sering di bengkel," gerutu Doyoung.

Taeil hanya terkekeh menanggapinya, sebelum ia teringat sesuatu. "Di mana yang lain?"

"Taeyong pulang lebih cepat karena ia berangkat jam empat pagi untuk panggilan darurat. Belum lagi ada persalinan mendadak dan ia ingin tidur lebih cepat. Johnny juga pulang lebih cepat karena besok pagi melakukan operasi beresiko itu. Jaehyun menginap karena harus begadang untuk seorang pasien," kata Doyoung.

Perjalanan menuju ke kedai langganan mereka sunyi. Taeil memandangi pemandangan di luar jendela mobil dan pikirannya berkelana jauh. Sedangkan Doyoung membiarkannya tidak ingin mengusik ketenangan yang mereka ciptakan, berkonsentrasi pada kemudi agar mereka selamat sampai tujuan.

"Pasien Jaehyun itu yang model anak-anak kan?" tanya Taeil begitu mereka duduk di meja untuk makan.

Doyoung mengangguk, "Operasinya tidak terlalu sulit namun tetap saja membuat Jaehyun harus begadang karena ada penurunan kondisi pasien saat operasi."

Taeil mengangguk sebelum menegak air putih, ia merasa haus.

"Syukurlah ia sudah mengambil cuti," kata Doyoung lega.

Taeil menaikkan sebelah alisnya, "Berapa hari?" tanya Taeil penasaran.

"Satu minggu ke Hokkaido. Aku pikir dia akan ke Eropa atau semacamnya, ternyata ia memilih yang lebih dekat jadi bisa pulang sewaktu-waktu jika ada masalah. Ia juga sudah menetapkan tanggalnya, dua minggu lagi dia akan liburan."

"Kenapa kau tahu?"

"Dia meminta kepada Direktur bersamaan denganku. Karena kita harus cuti bergantain maka aku akan liburan setelah Jaehyun pulang," kata Doyoung.

A Calm WaterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang