Chapter 14

698 151 23
                                    

Tokoh dalam cerita ini adalah milik Tuhan, dirinya sendiri, keluarga masing-masing, dan SM Entertaiment. Saya hanya meminjam nama mereka untuk kepentingan cerita ini. Jika merasa cerita anda mirip saya tidak berniat mengcopy cerita anda karena ini murni dari imajinasi saya.

Warning : Typo bertebaran !

Check this out !

.

.

.

"Rasanya aku kesepian karena tidak memiliki teman untuk berperang," kata Doyoung.

Taeyong, Johnny dan Taeil mengerjap melihat Doyoung yang terlihat lesu di depan meja yang penuh dengan makanan. 

"Kau kesepian?" tanya Taeil.

"Padahal Jaehyun baru saja berangkat kemarin malam," kata Taeyong.

"Kau tidak akan menghabiskannya?" tanya Johnny bigung.

Doyoung menghela nafas, kemudian tersenyum ke arah Johnny. "Tentu saja tidak, aku akan tetap menghabiskan makanan di atas meja ini jika kalian tidak mau."

Dan sepersekian detik berikutnya beberapa makanan melayang kemangkuk Doyoung. Sedangkan tiga temannya yang lain hanya melihat tanpa mampu bereaksi. Hingga satu kali kerjapan mata, Johnny akhirnya ikut mengambil makanan atau mereka hanya akan membayar tagihan makanan milik Doyoung saja. Lalu Taeyong dan Taeil ikut melakukan hal yang sama takut kehabisan makanan.

Itu sebelum ponsel milik Doyoung berbunyi menandakan ada pesan yang masuk. Jaehyun mengirim sebuah foto yang menandakan ia juga makan dengan lezat saat liburannya. Ia tersenyum lalu mengambil gambar makanan di depannya juga dan mengirimkannya kepada Jaehyun.

"Pasti Jaehyun," kata Johnny.

Doyoung melihat ke arah Johnny sebentar, lalu melanjutkan makannya. "Aku tidak heran jika kau tahu Seo," kata Doyoung kemudian.
 
Taeyong dan Taeil melirik kedua pemuda itu, sebelum melirik satu sama lain. Merasakan sesuatu yang tidak mereka sangka antara Johnny dan Doyoung. Meski terdengar biasa saja namun keduanya tahu perbedaan nada saat mereka bisa berbicara santai. Jadi Taeyong dan Taeil memilih untuk tidak mengusik hal tersebut atau akan terjadi suasana yang lebih buruk lagi.

"Kau jadi ke Turki?" tanya Taeil.

Doyoung mengangguk, "Aku ingin melihat negeri dongeng."

"Wow, seorang Dokter Spesialis Bedah Jantung yang galak bisa mengatakan hal seperti itu?" tanya Taeyong tidak percaya.

"Donghyuck pasti senang mendengar hal seperti ini. Sebaiknya aku katakan saja kepada Donghyuck, kau pasti akan mendapatkan segelas Frappe yang lezat," kata Johnny meledek Doyoung.

"Diam kau Seo, setidaknya aku benar-benar liburan. Kau harus melihat dirimu sendiri, kau mengambil cuti namun tetap diberi pekerjaan," balas Doyoung.

Johnny menaikkan sebelah alisnya, sedangkan Taeyong dan Taeil menatap bertanya. "Kau tahu?"

"Jung memberitahuku kalau Direktur mengirimu untuk mengikuti sebuah seminar saat di Chicago," kata Doyoung menyeringai.

Taeyong mengerjap, "Jadi bonus tiga hari itu karena dia punya pekerjaan? Aku jadi ingin tertawa karena Johnny bertekad untuk benar-benar liburan tapi malah dia kena karma dengan memiliki pekerjaan."

"Aku jadi kesal mengingatnya," gerutu Johnny.

"Kau harus bersabar, setidaknya kau bisa bertemu dengan orang tuamu," kata Taeil menenangkan.

Johnny tersenyum kecil, "Ya ada sisi baiknya juga."

.

.

A Calm WaterWhere stories live. Discover now