Chapter 9

795 165 60
                                    

Tokoh dalam cerita ini adalah milik Tuhan, dirinya sendiri, keluarga masing-masing, dan SM Entertaiment. Saya hanya meminjam nama mereka untuk kepentingan cerita ini. Jika merasa cerita anda mirip saya tidak berniat mengcopy cerita anda karena ini murni dari imajinasi saya.

Warning : Typo bertebaran !

Check this out !

.

.

.

"Renovasi?" tanya Taeil sebelum menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.

Doyoung mengangguk, "Aku hanya memperbaiki kamar mandi dan mengganti catnya saja. Kamar mandi tua itu mengenaskan sekali."

"Aku pikir kau tidak akan melakukannya," kata Jaehyun setelah mengunyah makanannya.

Doyoung tersenyum, "Itu semua berkatmu Tuan Jung. Aku bisa menabung untuk melakukan renovasi."

Jaehyun mengernyit sebentar sebelum mengangguk kemudian. Ia melanjutkan makannya atau jatahnya akan dihabiskan oleh Doyoung yang nafsu makannya sama besar dengan dirinya.

"Lalu kalian tinggal di mana?" tanya Taeyong setelah menegak colanya.

"Mereka menumpang di tempatku," kata Johnny melipat tangannya memandangi dua orang yang makan terlalu lahap.

Taeil mengerjap, "Kau hanya punya dua kamar, mereka tidur bersama?"

Jaehyun dan Doyoung hampir tersedak makanan. "Aniya!"

Taeyong mengernyit, "Bukankah kalian sudah sering melakukannya? Kenapa berlebihan sekali reaksi kalian?"

Johnny terkekeh, "Itu karena mereka bisa mendengarkan detak jantung satu sama lain kalau tidur bersama."

"Bukankah pasangan suami-istri selalu begitu?" tanya Taeil.

Jaehyun dan Doyoung merengut tidak suka dengan godaan teman-temannya.

"Tidak, sebenarnya karena kamarku yang satu lagi hanya ada kasur single jika mereka tidur berdua itu terlalu sempit. Jaehyun punya tubuh yang lumayan jadi ia akan tidur di sofabed di kamarku," kata Johnny.

Taeil mengangguk, bukankah senyum Johnny terlalu berlebihan hanya karena Jaehyun dan Doyoung menginap di tempatnya. Rasanya pemuda tinggi itu terlewat bahagia. Kebanyakan orang mungkin akan kesal ditumpangi dua manusia dengan nafsu makan berlebih seperti Jaehyun dan Doyoung? Namun pemuda itu terlihat senang sekali dengan hal itu.

"Sebenarnya aku mau menginap di rumah sakit saja daripada di tempat Johnny," kata Jaehyun.

"Biar aku tebak Doyoung melarangmu?" tanya Taeyong.

Jaehyun mengangguk, "Juga pria tinggi di ujung meja."

Semua menoleh ke arah Johnny, pemuda itu mengerjap. "Apa? Aku melakukan hal yang benar kan?"

Taeyong dan Taeil hanya mengangguk dan melanjutkan makan mereka. Doyoung yang sudah selesai meletakkan sumpitnya. "Kami berdua khawatir padanya karena kalau dia di rumah sakit bisa-bisa dia tidur di kamar pasiennya."

Taeil tertawa, "Jung, kau bukan ayah dari pasien-pasienmu."

"Aniya, aku akan tidur di ruangan. Untuk apa aku tidur di ruang pasien Ya Tuhan. Aku ingat masih ada kasur dan sofa di ruanganku dan Doyoung," gerutu Taeil.

Pemuda itu mengangguk saja, ia cukup tahu alasan dibalik Doyoung dan Johnny yang memaksa Jaehyun untuk tidak menginap di rumah sakit. Jaehyun bisa saja jatuh sakit karena pemuda itu terkadang makan dengan tidak teratur dan bisa memiliki jam tidur yang berantakan. Doyoung selalu memperhatikan Jaehyun, itu sudah pasti karena pemuda itu selalu melakukannya sejak mereka saling mengenal. Tapi Johnny? Taeil tidak bisa menebak alasan pemuda itu.

A Calm WaterWhere stories live. Discover now