Chapter 19

683 131 19
                                    

Tokoh dalam cerita ini adalah milik Tuhan, dirinya sendiri, keluarga masing-masing, dan SM Entertaiment. Saya hanya meminjam nama mereka untuk kepentingan cerita ini. Jika merasa cerita anda mirip saya tidak berniat mengcopy cerita anda karena ini murni dari imajinasi saya.

Warning : Typo bertebaran !

Check this out !

.

.

.

Jaehyun masih linglung, itu yang Doyoung tangkap sejak tiga puluh menit yang lalu. Tidak, Jaehyun tetap melakukan kegiatannya hanya saja ia sekarang memandangi komputer kerjanya dengan kosong. Kalau Doyoung tidak salah dengar Jaehyun sudah memeriksa pasien di IGD, bukannya Jaehyun harus melakukan sesuatu dengan itu? Namun Doyoung sejak tadi diam tidak ingin berkata apapun berusaha mengerti keadaan Jaehyun yang shock.

Doyoung mendengus, ia akan memukul Johnny nanti jika Jaehyun masih linglung. Apalagi jika membuat keadaan di ruang kerja Dokter Bedah Umum menjadi canggung. Bagaimanapun juga itu tidak baik jika Jaehyun tidak bisa berkonsentrasi.

"Kau ada jadwal apa Jaehyun?" tanya Doyoung berusaha menyadarkan Jaehyun.

"Berkunjung ke bangsal kemudian operasi," kata Jaehyun yang masih linglung.

Doyoung menghela nafas, ia bangkit berdiri lalu menepuk pundak Jaehyun agar sadar. Mark sudah kembali dari ruang kerja bedah umum membawa berkas yang dibutuhkan Jaehyun. Ia meminta pemuda itu untuk membuat temannya berkonsentrasi penuh pada pekerjaannya atau jika Mark tidak sanggup, residen itu bisa meminta tolong pada Jeno.

Doyoung meraih ponselnya, menelepon Renjun bagaimana persiapan operasinya. Ternyata masih harus menunggu, jadi ia berbelok menuju ruangan yang cukup jauh dari ruang operasinya dengan langkah lebar dan cepat. Ketika ia sampai ia memukul belakang leher Johnny sehingga pemuda tinggi itu terkejut dan mengerang.

"Apa yang kau lakukan Kim Doyoung?!"

"Membalas perbuatanmu karena sudah membuat Jaehyun linglung. Bagaimana kau bisa begitu saja memeluknya, hah?" akhirnya luapan emosinya tersampaikan juga.

"Jaehyun linglung?" tanya Johnny tidak percaya.

"Tentu saja bodoh, setelah semua yang kita lakukan setidaknya lihatlah situasinya. Dia yang paling kesulitan karena ada kita berdua," kata Doyoung sambil berusaha menenangkan emosinya.

Johnny mengangguk, "Aku hanya merindukannya."

Doyoung mengerjap, "Aku tahu tapi setidaknya jangan membuatnya terkejut."

Johnny mendengus, "Kau ada operasi?"

"Ya, sebentar lagi aku masuk ke ruang operasi. Jika kau bertemu dengan Jaehyun nanti tolong jangan membuatnya canggung. Bersikaplah biasa agar tidak banyak gosip yang beredar. Jaehyun sudah banyak pikiran jangan ditambah," kata Doyoung bersungut-sungut.

"Aku mengerti, jadi apa kita bisa bicara lagi nanti?" tanya Johnny.

Doyoung mengangguk, "Nanti sore di cafetaria."

Johnny mengangguk setuju. "Taeil sudah berangkat liburan?"

"Tadi malam, sepertinya dia memang sangat membutuhkannya. Kau mengatakan sesuatu padanya?" tanya Doyoung curiga.

Johnny hanya menggeleng sebagai jawaban.

Doyoung mengangguk kemudian berpamitan pergi karena Renjun sudah menelepon bahwa operasinya sudah siap. Doyoung sebenarnya tahu kalau Johnny pasti sudah mengatakan tentang insiden itu pada Taeil. Namun ia tidak ingin berkomentar apapun. Seperti kata Taeyong tempo hari, mereka hanya bisa melihat bagaimana semua kerumitan ini akan berakhir. Tergantung bagaimana keputusan mereka berlima nanti.

A Calm WaterWhere stories live. Discover now