Crazy Woman

11.4K 1.7K 74
                                    

Fisherman's Wharf, San Francisco

Rahang wanita dengan jaket parka berbahan katun itu mengeras. Jari berkuku mengilap efek nail polish warna bening menggeser setiap foto dari akun media sosial milik seseorang yang sebulan lalu membuat hidup Mei berantakan.

Foto pertama, wanita berambut sebahu memeluk mesra pada sosok lelaki di sisinya. Ia teramat manja ketika bibirnya terlihat sedikit mengerucut. Foto kedua, Brian tampak mengecup lembut puncak kepala kekasih barunya. Dan lagi wanita di foto itu adalah ... Lisa?!

Dada Mei bergemuruh panas. Bagaimana mungkin mereka jadian? Bukankah mereka sekadar bersahabat? Lisa sendiri yang bilang tak ada hubungan apa pun meski mereka bersahabat sejak kecil.

Astaga, ini konyol! Mei menunjuk-nunjuk layar ponsel dengan kasar. Konyol atau tolol? Kesal pada kebodohannya, ia merangsekkan ponsel ke saku ransel denimnya. Perkataan Rose--sahabat kental Mei--memang perlu dipertimbangkan.

"Satu-satunya cara buat ngilangin sakit hati kamu, ya, membuka hatilah. Atau mau aku carikan jodoh yang pas?"

Rose. Founder perusahaan aplikasi kencan online yang sudah berjalan selama satu tahun itu sahabat terbaik Mei sejak lulus kuliah. Wanita nyentrik berambut merah panjang hampir menyentuh pinggang itu juga membuka biro jodoh. Sayang, kisah cintanya tak seindah mimpi dan harapan Rose. Wanita itu mengalami perceraian sebanyak dua kali dan sekarang memilih menjadi orang tua tunggal putri semata wayangnya. Mungkin karena pengalamannya soal cinta sudah terlalu banyak menelan pil pahit membuat Rose suka membantu orang-orang menemukan pasangan yang tepat.

"Kamu kelewat mandiri, Mei. Mana cocok sama Brian yang suka bangga kalau bisa diandalkan perempuan."

Lagi-lagi ingatan tentang petuah Rose melintas di otaknya. Mei mengamati kembali foto Lisa yang suka bergelayut manja di lengan Brian. Ya, tampangnya memang terlalu manja. Bahkan Mei malah muak melihatnya.

Selama menjalin hubungan dengan lelaki itu, Mei hampit tak pernah suka mengumbar kemesraan di ranah publik. Ia juga tak suka merengek-rengek di depan Brian.

Mei kembali menggulir akun Instagram Lisa. Jari lentiknya tak kuasa menahan diri untuk mengorek semua informasi mengenain kekasih baru Brian. Namun, aksi Mei terhenti di jajaran foto sebuah pesta ulang tahun ke-24 Lisa. Darahnya mendidih, emosinya membeludak. Wanita yang tengah duduk di bawah patung raksasa di kawasan Fisherman's Wharf itu merasa dikhianati habis-habisan.

Ulang tahun Lisa diselenggarakan tiga bulan yang lalu di mana Brian masih berstatus sebagai kekasih Mei. Foto ini baru diunggak dua hari yang lalu.

Sialan! Berarti selama ini mereka bermesraan di belakang Mei?

Mei terus menelusur ke kronologi paling bawah. Makin sakit hati saat melihat dalam foto ulang tahun itu Brian mengecup lembut bibir Lisa.

Dada Mei bergemuruh. Segera diblokirnya akun Lisa yang kelewat membuat hati dan otak makin kongslet.

Menangis? Tidak! Mei tak mau merapuh di depan umum begini. Susah payah ia menahan mata yang berkaca-kaca.

Tujuan berlibur demi menenangkan pikiran malah kacau begini karena foto-foto mantan. Mei tak boleh kalah. Wanita yang kata Mama keras kepala ini tak boleh tertindas dan terlihat putus asa apalagi memperlihatkan kesedihan.

Mata Mei mengedar ke seluruh penjuru lokasi yang berdekatan dengan dermaga penuh singa laut. Sekerumunan manusia tampak lalu-lalang menikmati musim panas yang sama sekali tak panas.

Siapa saja, tolong bantu aku membalas kebiadaban Brian dan Lisa, batinnya geram.

***

Lelaki dengan jaket hitam itu tampak meneguk minuman sodanya sedikit lalu mengunyah potongan es batu perlahan. Ia melirik jam tangan di pergelangan tangan kiri. Alih-alih lelah menunggu temannya yang lelet dan suka terlambat, ia memilih duduk di bawah patung kepiting raksasa.

Amiko, Te Amo!Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora