VIII.a

5 1 0
                                    

Baca? WAJIB vote dan comment!!

--

Pada malam harinya , hujan turun membasahi bumi , menggenangi lubang – lubang dan wadah – wadah hampir semua tempat. Walaupun begitu , suasana keramaian di jalan maupun di daerah pasar tidak redup. Semua orang menggunakan payung dan jas hujan agar badannya tidak kebasahan.

Tidak langsung pulang ke rumah , Eunsang singgah dulu di apotek untuk membeli obat untuk sang nenek. Pasca membayar obatnya , ia langsung keluar dari apotek , berjalan santai di atas trotoar bersama puluhan orang lainnya. Omong – omong , apoteknya berada di daerah Myeongdong.

Lama ia berjalan santai tiba – tiba ia merasakan seseorang mengikutinya dari belakang karena telinganya menangkap suara jejak kaki yang jaraknya hampir dekat dengannya. Eunsang menoleh ke belakang namun tidak ada orang yang mendekatinya lalu kembali menghadap depan. Tak lama , ia lagi – lagi mendengar suara orang berlari di belakangnya. Ketika menoleh ke belakang , ternyata benar , seseorang memakai jubah berwarna hitam berlari ke arahnya sontak langsung berlari kencang ditengah – tengah banyak orang , tak peduli ia menabrak sejumlah orang. Diduga orang berjubah hitam itu sedang mengejarnya.

"Tolong , jangan bunuh aku.. lain kali saja bunuhnya.." gumam Eunsang lirih. Eunsang pikir mungkin saja orang itu mengejarnya karena ia menyimpan sebuah kode rahasia dan benda rahasia milik Beomgyu atau jangan – jangan para penjahat mengincarnya , ingin sekali merampas harta berharga milik Beomgyu. Baru saja ia sembuh dari tipus sudah diajak untuk mati sekarang.

Saking dirinya terlalu takut , khawatir dan terlalu semangat berlari menghindari musuh , tanpa sadar Eunsang berada di tengah jalan. Tiba – tiba ketika ia hendak berbalik lagi , sebuah mobil lamborgini berwarna hitam melaju sangat cepat sehingga Eunsang berhasil tertabrak dan terpental sejauh kurang lebih 15 meter. Alih – alih berhenti , justru mobil itu langsung kabur ke arah lain sebelum diamuk massa. Kini , Eunsang tergeletak di permukaan aspal dalam kondisi sangat sangat mengenaskan. Kepala belakang retak , badannya berlumuran darah , paling parah lagi , sebentar lagi ia mengalami sakaratul maut sementara orang – orang disekitarnya terkejut bahkan pingsan karena tidak sanggup melihat darah. Akhirnya , sejumlah orang mengevakuasi mayat Eunsang lantas segera melaporkan ke polisi dan tim medis.

Tepat ketika itu juga , ponsel Beomgyu berdering disertai getaran. Kala itu , Beomgyu sedang sibuk mengerjakan projek terbarunya.

"Apa?!" Beomgyu mengangkat panggilan itu , seperti biasa berkata duluan.

"Slow dong bro..."

"Apaan , gue lagi sibuk!" sentak Beomgyu

"Saking sibuknya sampai melupakan temanmu ya,"

Beomgyu langsung membelalak. "ke—"

"Udah gue kirim lokasinya. See you!"

Tepat orang itu menutup panggilan , muncullah notifikasi pesan langsung dibuka olehnya barulah kemudian bersiap – siap ke lokasi alias TKP. Ia mengenakan jas hujan hitam dan untuk kesana ia menaiki motor gedenya. Ia sengaja ngebut , ingin cepat – cepat mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.

Setibanya di tempat kejadian , kedatangan Beomgyu disambut dengan kerumunan orang , tim medis dan polisi. Rasa penasarannya makin bertambah , ia pun menerobos kerumunan orang hingga tepat di depan garis polisi , ia melihat tim medis sedang mengevakuasi mayat. Sebelum akhirnya di angkat ke mobil , ia sempat melihat wajahnya sekilas. Eunsang tewas mengenaskan hari ini apalagi ia belum melihat keadaannya sekarang untuk terakhir kalinya.

Beomgyu terduduk di atas aspal lantas mengeluarkan air mata yang deras membasahi kedua pipinya. Benar – benar hancur detik ini , kacau. Bercampur rasa menyesal yang sangat , kesedihan amat sangat memenuhi jiwa sehingga ia merasakan sesak napas dan deru kemarahan dalam jiwanya. Selanjutnya , ia kembali menerobos kerumunan orang , berjalan ke suatu tempat yang suasananya sepi untuk menenangkan dirinya.

Beautiful StrangerWhere stories live. Discover now