VI

4 1 0
                                    

Beomgyu mengantar Hueningkai pada malam hari dimana semuanya senyap dan penuh keheningan , ia merasa sekarang kondisi Hueningkai lebih baik jadi dia bisa pulang lagipula Hueningkai sendiri merasa tidak nyaman berada di rumah orang---malu. Alasan Beomgyu mengantarnya pada waktu penuh keheningan ini karena agar orang – orang tidak mengira bahwa dia telah mencoba seseorang untuk dijadikan "kelinci" percobaan. Orang – orang disekitar sudah termakan berita palsu kalau dulu Beomgyu meminjam seseorang untuk dijadikan kelinci percobaan dan hasilnya tidak berhasil malah membunuhnya. Sejujurnya Beomgyu tidak pernah melakukan itu , tapi walaupun dia dilakukan seperti itu , Beomgyu juga tidak pernah membalasnya maupun menjelaskan sebenarnya.

Beomgyu mengeluarkan mobil dari garasi kemudian pergi meninggalkan halaman rumah sedangkan Hueningkai mengenakan jaket hitam tak lupa membawa masker mulut serta---paling penting menurunkan kupluk jaket. Selama perjalanan berlangsung , dia tidak boleh bicara , jadi harus menggunakan isyarat , semua hal itu dilakukan agar tidak ketahuan oleh siapapun kecuali dirinya , Beomgyu dan keluarga Hueningkai. Rumah Hueningkai tentunya sangat jauh dari rumah Beomgyu bahkan jika ke sekolah dia harus 2 kali menaiki bus.

"Keluargaku mengetahui hal ini?" tanya Hueningkai sambil berbisik pada Beomgyu

Beomgyu mengangguk , serta merta Hueningkai tersentak.

"Kakak memberitahu---"

"Aku hanya memberitahu kamu bakal pulang hari ini. Keluargamu akan kacau jika aku memberitahu kamu baru mendapatkan perawatan medis. Janji ya , jangan diberitahu juga ke semuanya."

Hueningkai mengangguk lalu Beomgyu berbelok ke kiri sampailah di sebuah komplek kecil dimana rumah Hueningkai berada. Sebelum masuk , ia wajib melaporkan kedatangannya pada satpam yang jaga di pos setelah itu ia melanjutkan perjalanannya hingga tiba di depan rumah Hueningkai. Hueningkai disambut kedatangannya oleh sang ibu. Misi selesai disaat pukul 12.15 malam.

++

Seunghwa masuk ke sebuah bangunan lumayan besar dan luas yang memiliki lorong panjang nan gelap. Sendirian ia menyusuri lorong yang posisinya diantara dinding berwarna putih itu , beberapa menit berikutnya akhirnya ia menemukan sebuah pintu berwarna hitam di penghujung lorong. Entah ada apa ia tiba – tiba menjadi penasaran di balik pintu tersebut ada ruangan apa. Dari jarak kurang lebih 50 cm ia dapat merasakan semacam getaran yang membuatnya merinding tanpa sebab.

Semakin dekat , getaran tidak bernama itu sukses membuatnya mengerang apalagi ditambah aroma yang wangi nan memabukkan. Tanpa ada rasa takut—didorong oleh rasa penasaran lebih , Seunghwa mendekatkan jaraknya sampailah ia berhadapan dengan pintu hitam. Ia mendengar secuil percakapan dari dalam ruang tersebut. Suaranya terdengar muram , serak bahkan berbisik – bisik tetapi masih bisa mendengarnya.

Selain bisa mendengar , Seunghwa dapat melihat aktivitas di dalam sana---pintu seperti kaca yang tidak berwarna. Dalam ruangan tersebut , terdapat sepasang diduga sedang melakukan aktivitas seksual dengan brutal. Aneh , alih – alih membuang pandangan , justru entah kenapa pandangan Seunghwa terpaku kepadanya. Namun untungnya , Seunghwa tidak dapat melihatnya dengan jelas sejelas mungkin

"Aaaahhh , sshhh-ha , tolong berhenti..." ucap seorang gadis bersuara serak nan lirih.

"hey , apa kau tau? Ada seseorang di balik pintu yang sedang menonton adegan kita," kata laki – laki yang berada di atas gadis itu. Bersuara serak juga lirih.

Gadis tersebut langsung menoleh ke arah pintu. "siapa?"

Begitu laki – laki itu menyeringai seketika badan Seunghwa memanas. Air mata menetes membasahi kedua pipi yang telah berwarna merah saking panasnya lalu timbul rasa perih setiap keringat maupun air mata menetes seperti di tusuk oleh benda tajam. Benang merah berubah warna menjadi hitam , membuat lubang besar di permukaan kulit telapak tangan seakan terbakar.

Beautiful StrangerWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu