XIII

1 1 0
                                    

 BACA? VOTE dan COMMENT YAAAAA

Kekacauan dan kesengsaraan berlangsung begitu Seongmin dan Seunghwa pulang ke rumahnya dengan disambut oleh sang ibu yang baru saja pulang dari kantor dinas. Seongmin menyerahkan lebih dulu rapor miliknya kepada beliau untuk menunjukkan nilai hasil ujian dari semua pelajaran. Nilainya cukup besar dan bagus – bagus dan mendapatkan ranking ke 9. Setelah itu giliran Seunghwa yang dilihat rapornya. Awalnya Seunghwa tidak mau memberikan rapornya karena tau nilainya pada turun drastis.

"Wa , kamu kenapa? Takut begitu.." tanya sang ibu melihat raut wajah putrinya yang ketakutan dan khawatir. "Ayo sini-in rapornya , gak mau di tanda tangan?"

Akhirnya Seunghwa memberikan rapornya pada sang ibu. Ketika dibuka sekaligus melihat nilai – nilai ujian dari semua pelajaran , mendadak sang ibu menampar Seunghwa serta menatapnya penuh amarah. Air mata Seunghwa mulai menetes. Seongmin juga ikut geram.

"Kenapa bisa dapat nilai segini, hah? Kamu mau hancurin perasaan ibu lagi ya? Udah capek capek ibu ngorbanin uang punya ibu , kenapa sih gak mau menghargai usaha orang? SEONGMIN! DIA NGAPAIN AJA DI SEKOLAH?"

"Efek pacaran yaa gitu bu.." Seongmin menatap tajam Seunghwa.

"Ohh kamu pacaran ternyata? Sudah berani ya pacaran?" ujar sang ibu sinis

Sudah tidak kuat lagi dengan bentakkan ibu dan Seongmin , Seunghwa langsung berlari menaiki tangga , membuka pintu kamar spontan dibanting pintunya dan menguncinya dari dalam. Tangan kanannya terasa perih , kaku , benang merah mengikat sangat kuat sehingga tangannya menjadi pucat. Seunghwa memojokkan diri di kamar. Dalam benaknya sudah tercatat akan self injury lagi. Hatinya terasa disayat sayat memakai pisau alhasil dihiasi oleh luka.

Akan tetapi Seunghwa masih mempunyai kekuatan walaupun 5%. Dengan kekuatan tersebut , Seunghwa beranjak dari duduk kemudian berjalan ke kamar mandi sambil membawa pakaian luar dan dalam. Ingin berlama lama disana , tidak peduli dengan mahluk yang ada disana.

*

Seunghwa yang kini mengenakan jaket warna biru langit bergambar molang menyendiri sambil menangis di atas loteng sedang duduk di atas tangga kecil—bekas rak tanaman. Tak peduli angin yang berhembus lumayan kencang sehingga menimbulkan rasa dingin. Memang sebenarnya ia kedinginan karena hanya mengenakan sendal jepit tanpa kaos kaki tetapi dia lebih memikirkan keadaan sekarang—semuanya tidak mempedulikannya , tidak ada teman curhat , jahat padanya. Dunia sangat jahat hari ini padaku , pikirnya.

Dia merogoh saku , mengeluarkan sebilah kepingan kaca untuk melukai dirinya saking tidak tahan namun tertahan oleh suara yang amat familiar di telinganya. Tepat ketika Seunghwa mengarahkan benda tajam itu , Taehyun muncul di belakangnya dan melarangnya melakukan hal tersebut.

"Jangan lakukan itu jika tidak mau mati." Larang Taehyun

Seunghwa menoleh ke belakang sontak menemui Taehyun lalu menyembunyikan benda tajam tersebut di dalam saku jaketnya sementara Taehyun melangkah dan duduk di sampingnya.

"Sama kok , kakak juga sedih. Dunia memang kejam , tetapi jangan terlalu khawatir karena selalu ada kakak dan kak Beomgyu di sisimu. Wa , jangan lakukan itu lagi ya , kau ingin menyakitiku , ya?"

Seunghwa jadi ingat waktu itu ketika Taehyun melakukan self injury sehingga dirinya tidak berdaya bahkan nyawa nyaris melayang. Dia pun tersadar jika ia melakukan itu , sama saja melukai Taehyun juga.

"Ohh maaf kak. Seunghwa gak maksud begitu , tadi... gak sadar aja saking emosiku meluap – luap , sakit kak. Oh iya , kenapa kakak bisa ada disini? Pakai arloji teleportasi ya?" Sekarang , Seunghwa mulai tersenyum.

Taehyun tersenyum , "kalau bukan karena benda itu , kakak gak bisa kesini. Nah , gitu senyum dong! Sudah ya , jangan sedih lagi itu merusak wajahmu,"

Beautiful StrangerDonde viven las historias. Descúbrelo ahora