XII

1 1 0
                                    

BACA? VOTE DAN COMMENT YAAAA

Keesokan harinya , pada saat istirahat. Seunghwa bertanya pada Yujin disela – sela kegiatan makannya.

"Yujin , apakah kamu seorang psikopat seperti Minhee?" Seunghwa sengaja menanyakan hal itu meskipun dirinya sudah tau , hanya untuk lebih memastikan saja.

Yujin terperanjat dan menggeleng kencang. "Aku bukan psikopat. Kalau Minhee , iya dia emang punya sifat psikopat karena ayahnya juga seorang psikopat," kemudian Yujin menyingsingkan sedikit lengan bajunya , memperlihatkan gelang biru pemberian Beomgyu. "Kalau aku menerima gelang ini , berati aku bukan orang jahat."

"Gelang itu tidak berharga lagi kalau kamu orang jahat dan kamu juga bukan temanku lagi. " Batin Seunghwa

"Kau dapat gelang itu dari kapan? Aku baru melihatnya," kata Seunghwa bersuara lagi

"Ini tuh kudapatkan dari Minhee.Katanya gelang ini bisa memberi perlindungan ya? Mengapa begitu?" Yujin menyesap jus mangganya lagi

Seunghwa mengedikkan bahu lalu tiba – tiba saja tangannya mendadak kaku , jaringan benang merah mengikatnya kencang , benaknya mengirimkan sinyal bahaya padanya. Dia langsung beranjak dari duduk , pergi meninggalkan Yujin sendirian. Yujin tidak menyusulnya , ia sudah tau apa yang terjadi.

Seongmin saat ini berada di gudang yang berhawa begitu creepy bersama seorang berpakaian serba hitam , membawa pistol di salah satu tangannya sementara itu , kedua tangan dan kedua kaki Seongmin diikat kuat oleh tali tambang putih dan mulutnya ditahan oleh kain yang diikat.

Seunghwa hampir dekat dengan lokasi namun langkahnya berhenti ketika berpapasan dengan sekelompok kakak kelas laki – laki—berbadan tinggi , bertampang menantang membuatnya makin kalut dan bertambah khawatir alih – alih menyerangnya , seorang murid laki – laki maju kepadanya dan berkata.

"Jangan kesana. Jisoo sedang menyelamatkan kakakmu. Pergilah ke kelas."

Entah ada hal apa Seunghwa langsung berbalik berjalan ke kelas. Tak lama berselang , Jisoo datang sambil memegangi lengan Seongmin yang tampak jelas sangat lemas kemudian sekelompok laki – laki tadi menuntunnya sampai ke ruang kelas. Walaupun dirinya lemas , Seongmin masih sadar. Ia bertanya – tanya mengapa tiba – tiba laki – laki dan Jisoo berbaik hati—pada hari ini?

*

Yujin keluar dari salah satu bilik kamar mandi dalam keadaan telah berseragam taekwondo. Ia menatap datar cermin di hadapannya , dari mulai hari ini ia akan berpisah dari Seunghwa. Tak lama berselang , Jisoo pun masuk ke kamar mandi lalu berjalan ke arahnya yang masih bertatapan dengan cermin.

"Pembohong , pengkhianat , penyembunyi kebenaran. Benar ucapanku hari itu , sekarang telah—"

Yujin memotong kalimatnya , langsung berbalik ke Jisoo. "Apa maumu? Jangan salahkan diriku , aku tidak sama sekali membantu Minhee dalam kasus itu!"

Jisoo mendekati Yujin kemudian berhenti di hadapannya. "Ayolah mengaku saja. Jangan memutar balikkan fakta. Aku tau kamu berusaha menjaga rahasia keluargamu dan itu merupakan sebuah amanat—sayangnya itu hanyalah bohongan belaka. Kamu bilang diberi amanat oleh ibu padahal tidak."

Badan Yujin bertambah panas serasa ada api yang membakar jiwanya , darah mengalir sangat deras ke kepalanya sedangkan Jisoo tertawa terbahak bahak lalu Yujin menamparnya keras.

"Tolong hentikan bajingan! Kalau kamu memberitahu Seunghwa , aku akan—"

"Tidak , aku tak akan pernah memberitahunya sebetar lagi hubunganmu akan pecah. Jadi terserah apa katamu tetapi," Jisoo mendekatkan wajahnya ke wajah Yujin dan berkata amat lirih. "Jangan dekati Seunghwa mulai sekarang."

Beautiful StrangerWhere stories live. Discover now