XI

2 1 0
                                    

Baca? Jangan lupa vote dan comment nya yaa 

Seunghwa menjemur handuk di tempat penjemuran terbuka sehingga ia dengan mudah terkena terpaan angin lembut melucut – lucuti rambutnya lalu terdiam matanya memandangi pemandangan kota Seoul yang membentang luas , melamun. Sekarang , dia harus kembali ke sekolah hanya untuk belajar bukan bertemu dengan musuh bebuyutannya—kakak kelas. Proses pembelajarannya terhalangi oleh mereka semua. Sebesar apa sih mereka menyukai Taehyun hingga dirinya disalahkan—pikirnya harusnya mereka menyalahkan Taehyun tetapi sama saja bohong , sama sama menyakiti perasaannya.

Seunghwa mendesah kesal masih ragu untuk memasuki sekolah. Jika tidak , dia akan dimarahi oleh sang ibu tapi dia tidak mau dimarahi lagi , seperti kata Seongmin kemarin—kamu terlalu banyak izin—lantaran mentalnya belum cukup kuat menghadapi suasana berbeda. Jika dia sepintar Beomgyu , dia akan jarang kesekolah namun dirinya belum merasa pintar. Apa dia harus lari? Tidak , justru makin membuat ibu ataupun Seongmin kecewa berat. Seunghwa tidak tau jawaban lebih tepatnya apa.

"Seunghwa!" panggil Seongmin dan Seunghwa menoleh. "Mau sekolah gak?"

Seunghwa mengangguk meskipun dia bimbang sebenarnya. Setelah Seongmin mengunci pagar , mereka pun jalan ke depan menuju halte bus.

"Kak , aku... tidak mau—maksudnya..."

"Kenapa? Keadaan sekolah? Kamu gak perlu takut , kamu kan udah punya kekuatan baru yang lebih kuat , justru kalau kamu takut , kekuatannya gak bakal muncul. Arasseo?"

Seunghwa mengangguk , "tapi aku mau kakak ke kantin sama aku ya , jangan sama... Yujin.."

Seongmin dan Seunghwa duduk di bangku halte bersama 3 orang lainnya yang sedang menunggu kedatangan bus lalu Seongmin bertanya , "kenapa gak mau sama Yujin?"

"Kau tau , sebenarnya—"

Belum sempat menuntaskan kalimatnya , bus tiba di depan halte. Para hadirin yang telah menunggu segera memasuki dalam bus. Seunghwa bersama Seongmin duduk di sebelah kanan kursi kedua dari depan.

"Sebenarnya dia juga bukan teman baikku. Dia seperti yang lain , buruk." Seunghwa menuntaskan kalimatnya dan menghela napas.

Keraguan dan kebingungan sangat mencekat pikirannya.

"Apapun yang terjadi , kita harus siap menghadapinya. Tenang , kau masih punya kak Beomgyu , aku , kak Taehyun dan teman – teman geng lainnya. Hwaiting!" ucap Seongmin menyemangatinya. Walaupun dia masih tidak yakin setidaknya Seongmin mau menyemangatinya.

Sampai di sekolah , Seunghwa tetap tidak mau melepaskan genggamannya dari Seongmin. Dia memang takut jika bertemu dengan kakak kelas yang akan mengepungi mereka dan berkata kasar , itu sangatlah buruk sekali. Dari mulai sekarang , dia berniat tidak ingin bertemu Taehyun di sekolah , di tempat – tempat yang sekiranya murid – murid suka kunjungi kecuali jika sudah di rumah Beomgyu , itu mungkin aman.

Kini mereka akan melewati lorong dimana murid – murid kelas 11-2 sering nongkrong sebelum bel masuk. Memang ada murid yang berada disana tetapi jumlahnya tidak banyak , mereka sedang asyik bermain game sambil meminum milkshake sepertinya namun Seunghwa tetap saja enggan melewati.

"Gak apa – apa , Wa. Ayo," Seongmin nampaknya tidak sabar

Pelan – pelan , mereka berdua berjalan memasuki dalam lorong hingga Seunghwa berlari serta merta Seongmin juga ikut berlari sampai memasuki kelas. Kelas mereka belum ada orang—kecuali sebuah tas milik Yujin telah ditempatkan di atas kursi.

Sebenarnya , Seunghwa tidak mau sebangku dengan Yujin mulai dari sekarang , dia ingin pindah ke kursi orang lain alias tukar bangku akan tetapi tidak mungkin terjadi , yang ada dia bakal dimarahi. Seunghwa pun duduk di kursinya bersebelahan dengan Yujin untuk terakhir kalinya. Iya , terakhir kalinya.

Beautiful StrangerWhere stories live. Discover now