열 하나 - Singapura

633 63 24
                                    

Nonu, Juseyo!-part sebelas-

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Nonu, Juseyo!
-part sebelas-

"Nonu dah sampeeee?!!" tanya Jisoo meriah ketika menerima telepon dari suaminya. Mengapit ponselnya antara bahu dan pipi. Tangan perempuan itu penuh mengisi mesin cuci dengan detergen.

Jisoo memindahkan posisi ponselnya diarah berbeda sambil berjongkok melihat alat itu memutar selimut berwarna putih gading.

"Udah, sampai hotel tadi istirahat bentar." jawab Wonwoo sengau khas baru bangun. Jelas mengantuk, dua hari yang lalu bekerja sampai mampus, tadi malam 'kerja rodi' (read: bikin bebe🌚) dilanjut bangun jam empat pagi berangkat ke Tokyo. Boom!

Jisoo melirik jam diponselnya pukul sepuluh pagi. Jam di Seoul dan Tokyo tak ada selisih alias sama. "Nonu dah sarapan?"

"Tadi kan pas berangkat dah sarapan. Kamu juga selipin bekal kan? Masih kenyang."

"Manatahu Nonu lapar ..., Nonu dah beresin kopernya belum sih? Itu jasnya gantungin biar gak kusut loh kemejanya juga bareng celana sekalian!!" oceh Jisoo meletakkan ponselnya sambil menarik selimut basah itu keluar dari mesin.

Wonwoo mengabaikan ocehan Jisoo dia lebih penasaran dengan kegiatan yang dilakukan Jisoo. "Kamu nyuci?"

"Eumm? Oh ya," jawab Jisoo singkat mengecek apakah masih ada bekas, tanda, jejak, atau noda disana. Sungguh dia malu membawa sarung bantal, seprai, selimut ke kamar cuci di ujung rumah ini. Hanya disini ada mesin cuci.

Wonwoo mengangguk paham sambil menyeringai diujung sana. "Kenapa gak suruh ahjumma?"

Jisoo melotot sewot, "MALUU! Masa aku biarin bibi yang cuciin ini. Kita yang pake kok," cicit Jisoo pelan.

Demi apa, tadi Jisoo membawa buntelan kain dalam keranjang dipergoki ibu mertuanya. Sungguh, Jisoo malu. Jisoo hanya tersenyum kaku menyembunyikan keranjangnya. Ibu mertuanya menanggapi seperti ini, 'Gak papa Soo, Eomma paham. Sana cuciin.' benar-benar memalukan. Entah Jisoo berani menampakkan diri setelah ini atau tidak. Bayangkan saja, kepergok ini sama dengan membeberkan kegiatan mereka semalam. Sudah, Jisoo makin pusing saja.

Wonwoo hanya terbahak diujung sana. Jisoo cemberut mengucek seprainya menghilangkan entah bau atau tanda apapun dari sana kemudian dia masukkan ke dalam mesin cuci.

"Shuhh, shuh. Nonu diem deh, Soo-ie sampe gak napas dengar Nonu ketawain Soo-ie." oceh Jisoo menatap jengkel ponselnya.

"Udah, mending kamu semprot kamar sampe harum biar kamu gak malu." ejek Wonwoo dengan datar tak bernada.

Jisoo menatap dendam ponselnya, "mending Nonu tidur aja deh, Soo-ie mau jemur dosa-dosa Nonu."

Dimatikan sambungan mereka dengan cepat. Melirik ponselnya yang bergetar tanda masuk telepon. Diangkatnya cepat "JANGAN TELEPON! SIBUK!" seketika ditutupnya lagi. Jisoo yakin hidung Wonwoo mengerut sambil tertawa di kamar hotelnya.

Nonu, Juseyo! | Wonshua [COMPLETED]Onde histórias criam vida. Descubra agora