스물 다섯 - Aku Cinta Dia

542 58 77
                                    

Nonu, Juseyo!-part dua puluh lima-

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Nonu, Juseyo!
-part dua puluh lima-

Suara lantang ketukan sepatu mengalihkan perhatian.

Gelapnya aura yang dikuarkan sang pemimpin membuat nyali mereka ciut sampai kepala menunduk takut. Sungguh, walaupun mereka bekerja pada Marshall, tetap saja mereka tak mau bertemu. Bahkan kalau mungkin, lebih baik jangan menunjukkan wajah.

Tanpa meminta, Marshall mendobrak pintu berbahan seng dengan kakinya sampai terbuka.

(*Kepalang bodoh tidak tahu fungsi knop pintu.

Kini dia berhadapan dengan Wonwoo yang sudah terkapar lemas di lantai. Matanya menilai penampilan Wonwoo yang berbeda saat dia jemput kemarin malam.

"Seseorang mengobatinya?!!!" bentak Marshall marah. Matanya menatap anak buahnya menyalang. "SIAPA YANG BERANI MENENTANG PERINTAHKU?!!"

Marshall maju mencengkram rahang salah satu yang dia tugaskan untuk mengawasi. "Hah? Jawab," bisik Marshall sarat ancaman.

"Maafkan kami, kami yang tak bisa menahan Tuan Dongjun," jawab salah satu dari mereka setelah berperang dalam hati untuk memberanikan diri.

Perlahan Marshall melepas rahang anak buahnya tadi. Tanpa ada rasa bersalah bercokol di hatinya. "Ah, si dokter abal-abal yang paling rajin mengurusi masalah orang lain." kata Marshall berkacak pinggang tak heran lagi sambil menatap langit-langit ruangan.

Tatapannya turun lagi, "ngomong-ngomong, dia tak akan muncul kalau tak ada darah didapatinya ..." bisik Marshall mengabsen babunya yang tampak cemas.

"Ada yang memancing Dongjun muncul, hah?!!" bentaknya masih tak terima Wonwoo ada yang tangani. Rencananya akan dia buat Wonwoo kehabisan darah.

Tak ada yang berani menjawab.

Marshall maju menyibak baju baru yang dipakai Wonwoo. Ubun-ubunnya terasa panas melihat perut pria yang susah payah ingin dibunuhnya malah berbalut kasa putih.

Memutar balik badannya menjauhi Wonwoo. "Bangunkan dia." ucap Marshall melangkah ke arah meja.

Dua dari mereka bergerak menyeret Wonwoo tanpa kasihan. Dua orang yang tampak senior diantara babu lainnya itu menghantam tubuh kulai Wonwoo pada balok kayu yang berdiri tegak.

Dengan cara itu sudah pasti Wonwoo wajib membuka mata. Tubuhnya berlutut didepan balok kayu itu. Kepalanya tak sanggup sekedar tegak untuk menantang lawannya, matanya saja ditutup kain hitam.

"IKAT." perintah Marshall menyaksikan pertunjukan yang terlihat seperti sirkus didepannya.

Dua babu itu menarik rantai yang terhubung diujung masing-masing kayu yang bersusun horizontal.

Gesekan antara lantai kasar dengan benturan besi rantai layaknya backsound di ruangan itu. Menarik kasar masing-masing tangan Wonwoo lalu melilitkan rantai itu di pergelangan tangan. Tangan Wonwoo dipaksa renggang karena tarikan rantai dari arah yang berlawanan.

Nonu, Juseyo! | Wonshua [COMPLETED]Where stories live. Discover now