chapter 29

356 35 5
                                    

Sekarang pertandingan memasak sedang berlangsung. Para peserta sedang serius memasak kecuali Hana yang nyantuy. Baal sedang duduk bertopang dagu menatap serius para peserta. Para peserta yang merupakan perempuan tentu saja salting dibuatnya kecuali Hana yang bodo amat.

Setelah waktu habis, masakan para peserta dihidangkan didepan Baal. Satu persatu masakan dicicipi oleh sang ketua klub tersebut.

"kue ini terlalu banyak krimnya dan rasanya hambar"komentar Baal.

"kuenya hambar karena kalah manis sama kak Baal. Kak Baal terlalu manis sih"gombal gadis yang dikomentari Baal.

Hana yang mendengarnya memasang wajah mau muntah. Iyuhhhh

"hmm...... Pasta ini kurang matang lalu saus pastanya terlalu asin. Sebaiknya kau cicipi dahulu masakanmu supaya tidak keasinan"komentar Baal lagi pada peserta lainnya.

"sausnya keasinan soalnya aku ingin cepat-cepat kawin sama kakak jadinya asin deh"kata gadis tersebut.

Eh anjir! Ini lomba masak apa lomba gombal? Jijay!, batin Hana menatap geli pada para gadis tersebut. Ia yakin mereka masuk klub masak cuma untuk menggombali Baal.

*note : menurut orang tua dahulu, kalo masakan keasinan itu pasti disangka kebelet kawin atau pengen cepat-cepat menikah. Karena dikeluarga author begitu kalo ada yang masak keasinan pasti disangka kebelet kawin. Temen-temen author juga suka ngomong begitu "masakan elu asin banget. Kebelet kawin ya? "  kurang lebih kaya gitu perkataan yang sering author denger. Ntah apa maksudnya author kurang paham.

Sekarang Baal berdiri didepan masakan Hana. Ia menatap serius pada makanan yang tersaji itu.

"apa nama masakan ini? "tanya Baal

"oh ini mie soto pake telor sama es teh manis anget"jawab Hana. Maklumlah anak mager mah masakannya sederhana :v

Baal memperhatikan masakan tersebut. Ia mulai mencicipi kuah mie lalu matanya melotot.

"BUSEH! APAAN NIH?! "teriak Baal tanpa sadar membuat seluruh mata memandangnya.

Dengan rakus Baal menghabiskan semangkok mie soto lalu meminum segelas es teh anget yang Hana buat.

"enak! "ujarnya membuat Hana kembang-kempis merasa bangga. Hoho tidak ada yang dapat mengalahkan indomie, begitulah ujar Hana dalam batin.

"seumur hidup aku tidak pernah memakan makanan seenak ini. Apa bumbu rahasianya? "tanya Baal sumringah

"gak ada bahan rahasianya kok"kata Hana tidak menanggapi sikap Baal yang agak berlebihan.

"bohong! Pasti ada"ujar Baal keras kepala. Belum jera juga dia ditimpuk Hana.

Hana yang kesabaran nya tipis memukul kepala Baal. "KAGA ADA GOB*OK! MAU GUE TIMPUK LAGI LUH HAH?! "sewot Hana membuat Baal ciut. Baal masih ingat kejadian kemarin membuatnya takut pada gadis bar-bar ini.







.
.
.
.
.
.



Kita beralih kekamar Reverse.

"aduh sakit bang. Pelan-pelan napa"rintih Reverse yang sedang diurut Boboiboy.

"itulah kau degil lagi. Apesal kau bunuh kambing cikgu Bambank? Takde hal lain yang boleh buat ke? Buat kacau je kerja kau tuh"omel Boboiboy membuat Reverse manyun.

"nak buat macam mana lagi? Aku kan darkside kau. Mestilah aku ni jahat"ujar Reverse membela diri.

"hmm.... Jahatlah sangat. Kan sekarang kena denda,padan muka "kata Boboiboy

"padan muka ape-Adooh! Sakitlah hodoh! "jerit Reverse mengutuk Boboiboy.

"hah kan dah sakit. Aku tekan tangan kau sikit je dah menjerit"ujar Boboiboy masih mengurut tangan Reverse.

"kau tekan kuat sangat manalah tak sakit! Tuh tangan ke batu?!"komentar Reverse saat merasakan bagian yang ditekan Boboiboy berdenyut.

"eleh aku tekan sikit pun. Lemah betullah kau ni"remeh Boboiboy. Reverse yang tidak terima berbalik badan lalu mendorong Boboiboy hingga jatuh kekasur.

Boboiboy yang tidak terima akan perlakuan Reverse,menarik kerah baju milik Reverse. Mereka bergulat dikasur dan saling jambak.

Tak lama Pintu kamar terbuka menampilkan Hana.

"Reverse gue mau pinjem-eh? "

Kata-kata Hana terhenti begitu melihat Reverse sedang menindih Boboiboy. Seragam keduanya berantakan.

"maaf udah ganggu. Silakan lanjutkan"ujar Hana lalu menutup pintu dan segera meninggalkan kamar dengan berlari.

Reverse dan Boboiboy panik karena Hana pasti salah Paham.


.
.
.
.
.



Yaya baru saja keluar dari perpustakaan. Seorang pemuda menghadang jalannya membuat Yaya harus berhenti.

"halo nona manis. Buru-buru banget sih"ujarnya sambil mengedipkan sebelah mata.

Yaya mundur beberapa langkah membuat pemuda itu tertawa.

"hahahaha gak usah takut sayang. Aku gak jahat kok"ujarnya mencekram tangan Yaya.

Yaya berusaha melepaskan namun tak bisa. Ia juga menjerit minta tolong namun keadaan lorong yang sepi membuat suaranya hanya menggema.

"gak ada yang bakal nolongin. Katakan padaku apa yang sedang kalian incar disekolah ini? "tanyanya.

Deg!

Jantung Yaya berpacu kencang mendengar penuturan pemuda didepannya. Gawat! Apa mereka ketahuan?!

"a-apa yang awak cakap ni? Saya tak paham"kata Yaya.

"hoooh.... Gak mau ngaku ya? Kalo begitu-"

Ucapannya terpotong akibat tendangan keras yang membuatnya terpaksa melepaskan genggaman tangannya pada Yaya. Pemuda itu mendecih kesal melihat siapa orang didepannya.

"Fang.... "ujar Yaya.

Fang merentangkan tangannya dengan posisi melindungi Yaya. Ia terlihat sangat waspada dengan pemuda itu.

"wah wah wah ada pengganggu"ujar pemuda itu membuat Fang semakin menutupi Yaya dengan punggungnya.

"ape yang kau nak hah?! "gertak Fang. Matanya menatap tajam.

"bukan apa-apa "ujar pemuda itu tersenyum remeh.

"tak mungkin kau-"

"aku tidak mau membuat keributan. Sampai jumpa"kata pemuda itu menghilang dari hadapan Fang dan Yaya.

.
.
.
.
.


Disebuah ruangan gelap. Pemuda yang tadi bertemu dengan Yaya dan Fang duduk disofa.

"apa yang kau dapat? "

"tidak ada. Aku dihadang teman gadis itu"ujar pemuda tersebut menjawab pertanyaan temannya.

"hee..... Souka"ujar seorang lagi pemuda.

"bisa gawat kalo yang mereka selidiki berhubungan dengan peristiwa 'itu' "kata pemuda berbaju merah yang sedang bersedekap dada.

"ya... Jangan sampai kejadian 'itu' diketahui oleh umum"



Bersambung.......



Sorry kalo updatenya lambat. Author udh mulai PKL tanggal 5 soalnya.

My FantasiOù les histoires vivent. Découvrez maintenant