Part 11 "Sisi Lembut Arlan"

98.9K 10.1K 349
                                    

Dari Dekat sudah terlihat plang toko buku tujuan Syila.

"Itu berhenti disana." Tangan Syila mengarahkan Arlan.

Tak selang berapa lama, Arlan menghentikan motornya di area parkir toko buku tersebut. Syila melepas kaitan helm lalu turun dari motor.

"Makasi." Ucap Syila lantas berbalik melangkah.

"Nanti mau dijemput?" Tanya Arlan setelah melepas helmnya.

Syila sontak memutar badannya, ini serius Arlan menawarkan jemputan. "Lo serius nawarin jemput?" Tanya Syila memastikan.

Arlan menatap Syila lurus. "Mau atau nggak?" Ujarnya tegas.

Syila berfikir sebentar lalu dengan cepat mengangguk. "Mau." Jawabnya. Kebaikan lainnya yang juga tidak boleh ditolak.

"Nanti gue wa ya kalo udah mau pulang." Tambah Syila dengan senyuman. Kakinya kembali berjalan menuju toko, namun sebelum ia memasuki pintu badannya berbalik sekali lagi lalu melambaikan tangannya pada Arlan. "Hati-hati."

Arlan hanya tersenyum tipis. Tangannya terangkat menyisir rambut ke belakang sebelum kembali mengenakan helm.

Syila masih memikirkan Arlan di dalam otaknya. "Kesambet apa ya tuh setan, jadi baik banget." Syila tertawa sendiri hingga membuat salah satu pegawai toko buku menatapnya aneh. Buru-buru Syila berjalan menuju rak-rak buku.

Tak butuh waktu lama bagi mata Syila untuk menemukan novel yang ia ingin. Tangannya terulur mengambil novel tersebut dari rak. Mumpung ia sedang berada di toko buku, Syila memanfaatkan waktunya untuk melihat novel-novel lain. Jika bagi orang lain berada di toko buku membosankan bagi Syila berada di toko buku seperti surga dunia.

Waktu berjalan, Syila tengah memilih kuas-kuas di rak peralatan melukis. Selain membaca buku, Syila juga memiliki hobi melukis yang juga sebagai salah satu bakatnya. Mungkin saat ini sudah lebih dari satu jam ia berada dalam toko buku, apalagi di toko buku ini menyiapkan tempat duduk untuk membaca sekilas.

Syila mengambil handphone di dalam tasnya, ia mencari nama Arlan di pencarian whatsapp.

"Hei." Sebuah tangan menepuk kecil pundak Syila, membuatnya memutar badan.

"Erga, ngagetin aja."

Erga mengintip barang-barang di tangan Syila. "Udah daritadi ya?"

Syila mengangguk. "Iya, lo kesini cari buku juga?"

Erga menggeleng. "Enggak, gue abis dari toko alat musik sebelah, perbaikin gitar."

"Lo bisa main gitar dong berarti?" Tanya Syila excited.

Erga menarik tangan Syila mengajaknya duduk. Syila tak menolak dan hanya membiarkannya.

"Kalo ngobrol enakan duduk. Oh ya soal pertanyaan tadi, ya bisa dong, mau diajarin?" Tawar Erga dengan senang hati.

Syila meletakkan barang-barang yang ia genggam di atas pahanya. "Beneran?"

Erga mengacak rambut Syila pelan. "Bolehlah." Tukasnya diiringi bibir yang melengkung ke atas.

Syila terdiam sesaat karena tindakan Erga. Well, hatinya cukup tergerak.

Erga menatap sekitar. "Gue mau pulang, lo mau gue anter?"

Syila menggigit bibir bawahnya, ia teringat akan tawaran Arlan untuk menjemputnya. "Gue pulang naik ojek online aja." Tolak Syila baik-baik beralasan ojek online, jelas tidak mungkin ia mengatakan akan dijemput Arlan.

"Udah bareng aja, gue ga nerima penolakan lagi." Tolak Erga balik. Tangannya kembali menarik tangan Syila lalu mengajaknya keluar.

Syila menghentikan langkah Erga. "Tunggu-tunggu, gue belum bayar." Syila menunjukkan buku dan barang lainnya yang ia genggam.

Romansa Remaja Satu Atap (END)Where stories live. Discover now