Part 29 "Terbongkar"

64K 6.5K 117
                                    

Yuk jangan jadi silent readers ;)
1 vote kamu berarti sejuta bagi penulis❤

"Ilma ayo ceritain kemarin gimana?" Rengek Rara begelayutan di lengan Ilma, layaknya anak kecil yang penuh dengan rasa penasaran.

Ilma mendorong kepala Rara menjauh. "Ish lo tuh ya, sabar napa biar Syila aja kali yang nyeritain."

Rara mendengus malas. "Ayolah ma spill dikit aja."

Mau tidak mau Ilma akhirnya menjelaskan sesingkat mungkin, karena ia juga tak berani terlalu melebih-lebihi cerita yang menyangkut orang lain. "Jadi kemarin Erga nyanyiin Syila lagu terus ya pacarnya datang."

Sontak tangan Rara menutup mulutnya dramatis bahkan matanya membelalak. "Gila lo, Arlan datang?"

Ilma mencubit pipi Rara gemes. "Iya Rara bawel."

Seketika Rara menyesal tak bisa ikut datang kemarin, jika ikut pasti matanya jadi punya tontonan gratis. Dari arah jam sembilan datang Seva dan Syila membawa minuman-minuman pesanan mereka.

"Nih minumannya, silahkan diambil ibu-ibu." Seva meletakkan nampan berisi gelas-gelas di atas meja.

"Gue masih gadis kali." Tolak Rara.

Seva menatap Rara malas. "Ya kan bawel lo udah ngalahin ibu-ibu di komplek gue."

"Heh gue bawel tapi nggak suka ngegosip kayak mereka ya." Tambah Rara membela dirinya.

Alis Seva terangkat ke atas. "Yakin nggak suka gossip?" Tanyanya menggoda iman Rara.

"Suka." Jawab Rara berbisik kecil. Lagian kayaknya sebagian besar populasi manusia di bumi ini suka gossip. Dan untuk Rara yang tingkat penasarannya melebihi seratus persen, gossip sudah seperti menjadi santapannya sehari-hari. Tidak boleh ada berita yang terlewat, meski hanya satu.

"Sama aja berarti bego." Seva menyentil dahi Rara gemas.

"Udah yuk makan aja, panas-panas lebih enak kayak gossip." Ingat Syila.

Ilma menatap Syila serius. "Jangan gitu Syil, lo nggak boleh ikutin jejak gelap Rara." Jari telunjuknya terangkat ke atas memperingati.

Rara menyenggol lengan Ilma kesal. "Sialan lo ma, seneng banget nistain gue."

Mereka berempat lantas menguyah makanan masing-masing. Di tengah-tengah kegiatan, Rara nyeletuk tentang Syila, Erga, dan Arlan. "Syila, masak lo gamau cerita soal Erga sama Arlan?"

Mendengar pertanyaan Rara, mau tak mau Syila harus memberi penjelasan. Lagipula ia juga tidak merasa tertekan karena sejak awal tidak ada lagi rahasia yang ia sembunyikan dari teman-temannya. Syila menceritakan kronolgi yang terjadi bahkan ia tak melewati bagian perdebatan kecil. Hanya saja ia tentu tak membicarakan perihal trauma Arlan, ia menjunjung tinggi prinsip menjaga privasi orang. Rara, Seva, termasuk Ilma mendengarkan dengan seksama sembari melanjutkan kegiatan makan mereka. Hingga tiba-tiba seorang perempuan bersuara di meja sebelah.

"Kemarin kayaknya ada yang ketawan selingkuh deh, malu-maluin banget." Sindir perempuan tersebut.

"Pingin gue robek dah mulutnya si Gladys." Ucap Rara gemas.

Kalimat itu dengan jelas terdengar ditujukan untuk siapa bagi yang tahu.

Ilma mendekatkan diri ke arah Syila. "Emang kemarin dia ada di café?" Tanyanya berbisik.

Syila hanya mengedikkan bahunya. Ia sebisa meungkin memendam emosi yang terasa siap meledak.

Gladys melirik meja sebelah dengan pandangan mata yang sombong. "Udah punya pacar ganteng malah pingin sama anak band juga, rakus banget ya."

Romansa Remaja Satu Atap (END)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें