Part 51 "Hujan"

50.3K 6K 137
                                    

Sebelum mulai baca ada sedikit pemberitahuan. Berhubungab cerita ini udah mendekati akhir, so i made another story berjudul "SHREYA" . Pastinya bagus dan aku harap kalian suka. Habis baca part ini nanti mampir kesana ya, terimakasih 😉

 Habis baca part ini nanti mampir kesana ya, terimakasih 😉

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Selamat membaca :)

...

Kepala Syila bersandar di bahu Arlan. Meskipun posisi ini nyaman, tapi Syila penuh dengan kegugupan setelah ciuman mereka tadi. Sedangkan Arlan entah kenapa terasa begitu rileks membuat Syila merasa tidak adil. Apa mungkin Arlan tak merasa sesuatu saat bibir mereka bertemu tadi?

"Arlan."

Kepalanya menunduk ke samping bawah, menatap Syila yang memanggil namanya. "Kenapa?"

Jari jemarinya ia mainkan karena ragu dengan kalimat yang akan dilontarkan. "Lo..lo udah ciuman sama siapa aja?" Tanya Syila tanpa berani menengadahkan kepalanya ke atas. Ia harap jawaban yang akan dikeluarkan Arlan akan sesuai dengan yang dipikirkan.

Senyum jahil Arlan terbit seketika.c Banyak sih." Ucapnya berjeda. "Lupa siapa aja."

Syila sontak menegakkan tubuhnya dan menatap Arlan tak percaya. Jadi ia adalah kesekian kalinya sedangkan Arlan adalah pertama kalinya untuk Syila. "Lo nggak lagi bercanda kan?" Tanyanya meminta kejelasan. Mood Syila turun seketika.

Arlan mengedikkan bahunya. "Ngapain bohong, cium kan biasa." Jawabnya enteng.

Syila mengangkat kedua alisnya saking tak masuk akalnya jawaban Arlan untuk suasana saat ini. Bisakah ia memikirkan sedikit saja perasaan Syila? Kadang berbohong lebih baik daripada mengungkap kebenaran. Syila juga hampir lupa bahwa Arlan adalah murid popular dengan tampang di sekolah. Jelas banyak perempuan yang menjalin hubungan dengannya.

"Oke." Jawab Syila pasrah dan beranjak bangun dari posisinya. Ia tak ingin melanjutkan pembicaraan lagi dan ia menyesal memulai topik ini.

Begitu berjalan satu langkah, tangannua ditarik ke belakang hingga badannya kembali berbalik menghadap Arlan. Telapak tangan Arlan berada di kedua sisi samping wajahnya, membuat Syila mau tak mau menatapnya.

"Ngambek ya?"

"Enggak."

"Cemburu?"

"Enggak juga. "

Arlan menderukan nafasnya keluar. "Yaudah deh, padahal baru mau bilang kalo...." Ucapnya seraya melepas tangannya dari wajah Syila. Ia menghadap ke samping, sengaja menunggu Syila balik memanggilnya. Ia tahu gadis itu akan menghentikannya karena penasaran dan..

"Kalo apa?" Tanyanya galak, memaksa Arlan melanjutkan kalimatnya.

Sedangkan laki-laki itu justru tertawa kecil menatap wajah kesal Syila, sangat menggemaskan. Biarkan ia menikmatinya sebentar, wajah Syila menjadi salah satu hal yang paling ia sukai dan akan seterusnya begitu. Saking seriusnya, Arlan sampai memandanginya hingga bengong.

Romansa Remaja Satu Atap (END)Where stories live. Discover now