Part 23 "Bantuan untuk Erga"

69.3K 7.6K 255
                                    

Yuk jangan jadi silent readers ;)
1 vote kamu berarti sejuta bagi penulis❤

Tangan Syila terulur membuka pintu café. Terlihat beberapa meja terisi dengan orang-orang yang tengah menikmati sarapan pagi. Mata Syila mengedar menatap sekelilingnya. Tak lama, ia menemukan Erga terduduk di meja sebelah kiri melambaikan tangan.

"Pagi." Sapa Syila ramah.

Erga langsung berdiri dan menarik kursi untuk Syila duduki. "Pagi Syila."

"Udah sarapan?" Tanya Erga.

Syila menganggukkan kepalanya. "Udah sih, lo?"

Erga membuka menu di atas meja. "Gue belum, gimana kalo kita ngorder roti sama kopi atau teh?" Kedua alis Erga terangkat.

Syila melihat menu yang terbuka. "Boleh."

Setelah mendengar persetujuan Syila, Erga langsung memanggil salah satu waitress.

"Satu cinnamon roll sama coffee late ya." Pesan Syila.

Setelahnya Erga menambahi. "Croissant sama Americano ya mbak, itu aja makasi."

Setelah kepergian sang waitress, Syila membuka pembicaraan sesuai dengan tujuan kedatangannya. "Jadi lo butuh bantuan apa dari gue?"

Erga mencondongkan badannya dengan kedua tangan menopang dagu. "Gue punya adik perempuan dia ada tugas ngelukis tapi dia nggak bisa, dia minta gue ngajarin tapi gue cuman bakat lukis lukisan anak kecil.."

"Dua gunung matahari di tengah sama jalan?" Tambah Syila yang mengerti maksud perkataan Erga.

Laki-laki di depannya sontak menjentikkan jarinya. "Bener." Dan setelahnya mereka tertawa kecil.

"Jadi gue mau minta tolong lo buat bantuin adek gue ngelukis, gimana?" Lanjut Erga.

Syila berfikir sebentar. "Hari ini?""

Kepala Erga bergerak ke atas dan ke bawah. "Iya."

"Nggak masalah."

Erga meletakkan tangannya di meja. "Berarti lo mau?"

Syila menatap lurus ke arah Erga. "Ya iya."

"Yes.."

Bibir Syila sontak melengkung ke atas meilhat Erga yang bersemangat. Tidak ada salahnya membantu Erga, toh juga ia memang bisa membantu hal yang berbau melukis. Hari ini Syila tak ada kegiatan, jadi ia bisa meluangkan waktunya dengan bebas.

Erga buru-buru menegakkan badannya begitu waitress datang bersama dengan makanan dan minuman yang  dipesan. Mereka berdua lantas menikmati pesanan masing-masing diimbuhi dengan percakapan-percakapan ringan.

Dua puluh menit berlalu, Erga dan Syila telah berdiri di samping mobil.

"Jadi gue ke rumah lo?" Tanya Syila memastikan.

Erga memasuki mobil diikuti dengan Syila. "Iya, nggak papa kan?"

Syila menatap Erga di sampingnya. "Orang tua lo?" Bukan gimana, hanya saja bertemu dengan orang tua Erga bukan hal yang ia inginkan untuk saat ini. Ia rasa situasi tersebut akan terasa canggung.

"Tenang aja, mereka lagi ada acara bisnis paling selesai malam." Jawab Erga sembari menghidupkan mobilnya.

Syila langsung bernafas lega di tempat. Kemudian ia menarik seatbelt dan menggunakannya. Perjalanan untuk mencapai rumah Erga menempuh waktu kurang lebih 15 menit dari café yang mereka datangi sebelumnya. Rumah Erga tampak besar dan mewah dari luar. Darisini Syila dapat menyimpulkan keluarga Erga pasti keluarga yang sangat berkecukupan.

Romansa Remaja Satu Atap (END)Where stories live. Discover now