Part 64 "Kencan"

51.4K 5K 525
                                    

Late night update ✨✨

Jangan lupa vote dan komen
Karena satu berarti sejuta bagi penulis 💜

Happy reading semua...

"Kring.."

Kedua remaja yang tengah dimabuk kasmaran tersebut sama-sama membuka matanya tepat pukul enam pagi. Hari ini mereka ada janji untuk pergi keluar bersama yang kita kenal dengan istilah date. Well tentunya ini bukan yang pertama, tapi menjadi yang pertama kali semenjak status mereka berubah.

Dengan senyum pagi yang menghiasi wajah, kaki mereka menapak lantai beranjak dari atas kasur, bersiap membersihkan diri. Baik Syila mupun Arlan lebih ekstra memperhatikan penampilan mereka untuk hari ini.

Syila mengedarkan matanya ke seluruh penjuru lemari. "Gue make apa ya?" Keluhnya kebingungan melihat beragam tipe pakaian.

"Dress terlalu feminim."

"Tapi nggak mood make celana panjang."

Syila menggigit bibirnya frustasi. Sungguh disaat-saat seperti ini semua baju yang ada di lemari terasa tidak ada yang pas, padahal sebenarnya sama sekali tak kurang untuk dipilih. Tangannya terulur menggeser-geser hanger baju.

Bukannya memilih pakaian, otak Syila buntu hingga yang terambil olehnya adalah handuk. "Mandi aja dulu, nanti pasti ada ide." Jawabnya pasrah lantas melangkah menuju kamar mandi.

Sedangkan Arlan di sebelah telah menyelesaikan mandinya. Dengan santai ia asal memilih atasan dan bawahan all black, meski tanpa berpikir lama tapi yang dipilihnya tetap bergaya. Untuk rambut ia biarkan berantakan dengan sedikit sentuhan tambahan.

Tiga puluh menit berlalu, Arlan memutar handel pintu dan menapakkan kaki keluar dari kamar. Ia menyenderkkan badannya di tembok menunggu empunya kamar sebelah keluar. Akuilah bahwa perempuan menghabiskan lebih banyak waktu untuk bersiap dibandingkan laki-laki.

Bersamaan dengan Arlan yang baru saja ingin mengambil handphone, bunyi kecil yang dihasilkan oleh diputarnya gagang pintu berhasil mengambil fokusnya. Syila terlihat mengeluarkan kepalanya sedikit keluar untuk mengintip.

"Hehehe..." Kekeh Syila cengengesan sewaktu menyadari Arlan berdiri menatapnya. Di detik selanjutnya ia kembali memasukkan kepalanya ke dalam. Jujur saja, ia tidak mengerti mengapa dirinya menjadi segugup ini. Tangannya erat memegang tali tas.

"Ayo keluar." Panggil Arlan.

Syila menengokkan kembali kepalanya lalu menggeleng.

Tangan Arlan tergerak mengisyaratkan agar gadis dengan rambut terurai itu segera mendekat.

"Lo balik badan dulu." Perintah Syila cepat.

Arlan memutar bola mata malas seraya menjalankan perintah. Padahal ia yakin Syila begitu cantik untuk dilihat, wajah gadis itu terlihat dipolesi makeup tipis membuat kesan cerianya semakin keluar.

"Udah, sekarang boleh balik badan." Suara Syila tepat di belakangnya.

Arlan membalikkan badan dengan kedua tangan di dalam saku celana. Perlahan tapi pasti ia mulai melihat penampilan Syila yang semakin jelas. Gadis itu benar terlihat cantik, sangat menawan.

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.
Romansa Remaja Satu Atap (END)Kde žijí příběhy. Začni objevovat