Part 54 "Cemburu"

52.9K 5.8K 304
                                    

Yuk jangan jadi silent readers ;)
1 vote kamu berarti sejuta bagi penulis❤

Syila berjalan mengelilingi rak-rak mencari buku yang ingin dibelinya. Tentu saja dengan Arlan yang tak henti-hentinya mengekori. Hal itu justru membuat Syila kembali tertarik menajahili. Sedari tadi ia tak mengucapkan sepatah kata pun. Beberapa kali telinganya dapat mendengar desisan dan decakan frustasi dari belakang.

"Syila."

Masih tidak dihiraukan.

"Syilaaa."

Tidak ada niat menjawab, mata Syila teliti menyusuri jejeran buku-buku.

"PACAR!!!!"

Semua pengungjung sontak menatap ke arah mereka. Bagaimana tidak, Arlan mengucapkannya begitu keras bahkan dengan nada marah.

Buru-buru Syila membekap mulut Arlan dan mengajaknya menjauh.

"Kok lo teriak sih?"

Arlan tidak menjawab, ia menatap sekitar malas. Siapa suruh tak menyaut, ngegas saja sekalian.

"Jawab!" Perintah Syila dengan muka geram.

Kedua bola mata Arlan memutar seraya telunjuknya menunjuk tangan Syila yang masih membekap bibirnya kuat.

Syila seketika merutuki kebodohannya dan dengan segera menarik tangannya kembali ke tempat semula. Bisa-bisanya tadi ia memaksa Arlan untuk bicara disaat mulutnya ditutup.

Arlan menyenderkan badannya menyamping di rak buku. "Masih mau nyuekin gue?"

Syila asal mengambil salah satu buku untuk dibaca sinopsis bagian belakangnya. Kenapa ia jadi salah tingkah sendiri. "Siapa yang nyuekin?" Tanyanya tak terima. Ia hanya tidak bicara, oke?

"Tadi dipanggil pacar, seneng nggak?"

Syila melirik Arlan sebentar dan begitu senyum terbit di wajah laki-laki itu buru-buru ia kembali memalingkan pandangan. "Kenapa emang?"

Arlan menggeser kepalanya lebih dekat berhadapan dengan Syila. "Ya kalo seneng maunya beneran gue jadiin panggilan sehari-hari sih."

"Biasa aja kok." Elak Syila. Padahal saat ini jantungnya serasa akan copot keluar. Dan ia harap wajahnya tak merona, karena akan memalukan jika Arlan menyadari hal itu.

"Yakin?"

"Iy.."

"Pacar?"

"Pacarrrr?"

Bughh...

Satu buku mendarat di wajah Arlan tanpa aba-aba. Begitu buku itu ia jauhkan dari wajahnya, Syila sudah tak lagi berada di dekatnya. Bisa-bisanya gadis itu menampoknya dengan sebuah buku. Tapi tak apa itu membuktikan bahwa Syila salah tingkah olehnya.

Menengok ke tiap celah rak, Arlan tak kunjung menemukan Syila. Ia berjalan mencari-cari dengan pandangan yang melebar. Disana rupanya gadis itu. Dengan langkah lebarnya Arlan menyusul posisi Syila di pojok toko. Namun tanpa sadar lengan Arlan justru menyenggol tumpukan buku hingga terjatuh dan menimbulkan suara.

"Pfttt.." Cepat saja Syila menutup mulutnya mengehentikan tawa lebarnya. Arlan yang kepanikan menjadi pemandangan yang begitu menyenangkan. Apa karma memang datang secepat ini?

Dengan rasa malu yang tersisa, Arlan buru-buru menyusun buku tersebut satu persatu. Tangannya berusaha bergerak secepat mungkin tapi banyak buku yang ia jatuhkan tak mendukung. Seorang penjaga toko perempuan tiba-tiba datang menghampirinya dengan senyuman ramah. Bukankah harusnya ia dimarahi dan disalahkan.

Romansa Remaja Satu Atap (END)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon