Bab 24

344 43 33
                                    

"Kebahagiaanku ibarat pelangi, datang setelah hujan dan pergi tanpa adanya jejak"

~Clara~

"Iqbal, kamu kenapa?" Clara merasa bingung, kenapa Iqbal tiba-tiba menjauhinya.

Iqbal langsung memeluk Helena di depannya. Ternyata Iqbal saat ini bersama Helena. Apa Helena?

"Iqbal, kenapa-?"

"Kenapa? Kamu terkejut? Aku mencintai Helena." ucap Iqbal spontan sambil mendekatkan bahu Helena dengannya.

Clara terkejut atas pengakuan Iqbal. Clara berusaha tersenyum dan berusaha tak percaya apa yang Iqbal katakan.

"Iq- Iqbal kamu bohong kan?" katanya berusaha menahan isakannya. Iqbal terlihat bermuka datar sedangkan Helena sangat menikmati posisinya saat ini.

"Iqbal, tolong jelasin. Apa maksudnya ini?"

"Aku mencintai Helena."

"BOHONG." teriak Clara tak percaya, masalah apa lagi ini?

"Ini benar, aku mencintainya."

"Lalu kenapa kamu mengatakan bahwa kamu mencintaiku. Kenapa?" Air matanya saat ini telah menyapa pipinya dengan begitu deras. Hatinya terasa sakit!

"Aku hanya berbohong. Aku hanya berpura-pura agar aku dan Helena bisa lebih dekat."

Clara benar-benar tak habis pikir, perasaanya saat ini benar-benar hancur. Iqbal terlihat memberikan sesuatu pada Clara,

"Ini undangan pernikahan kami."

Clara mengambilnya lalu membacanya. Benar saja! Hal yang selama ini dia takuti sekarang terjadi.

"Iqbal ini bohongkan? Hiks hiks, Iqbal kenapa kamu tega."

Iqbal tak bisa menatap mata Clara saat ini, posisinya saat ini benar-benar sulit. Dia mengalihkan pandangannya agar tak melihat Clara menangis.

"Ini nyata Clara, maaf telah membuatmu terluka."

Plak.... Clara menampar Iqbal begitu keras.

"Iqbal kenapa kamu sejahat ini?, aku kira hanya orang tuaku saja yang jahat ternyata kamu juga,

Iqbal aku benar-benar menyayangimu, tidak bisakah kau lihat. Aku mencintaimu begitu tulus tapi apa yang kamu perbuat? Semua yang kamu lakukan selama ini hanyalah drama?."

Clara menghapus air matanya, lalu dia berusaha kembali tersenyum. Walau hatinya terasa sangat sakit tapi dia masih bisa tersenyum.

"Iqbal, Makasih selalu ada, terima kasih sudah pernah hadir di dalam hidupku, terima kasih pernah menjagaku dan terima kasih sudah menggoreskan luka yang lebih dalam di tempat yang sama.

Hahah, jangan khawatir aku baik-baik aja kok, aku harap kamu bahagia dengannya. Selamat tinggal." ucapnya lalu pergi meninggalkan dua manusia itu dengan tangisan.

Iqbal langsung mengacak-ngacak rambutnya merasa frustasi sedangkan Helena begitu terlihat puas melihat dua insan yang telah terpisahkan.

*******

"Hiks, hiks. Kenapa semuanya pergi? Kenapa semuanya jahat padaku? Aku ingin bahagia." Clara tak bisa menahan tangisannya, hatinya terasa sangat sakit. Bukan hanya kehilangan sahabat saja, saat ini dia juga harus kehilangan cinta pertamanya.

Ternyata benar! cinta pertama itu sangatlah menyakitkan. Selalu memberikan luka yang bahkan sulit untuk di sembuhkan.

Clara terlihat sangat lemas saat berjalan, wajahnya sangatlah pucat.

Entah kenapa tubuhnya terasa melemah. Saat akan melangkah, tiba-tiba kepalanya terasa sangat sakit, melebihi sakit biasa. Clara terus menjerit hingga penglihatannya terasa remang-remang.

"Ahkkh." jeritannya sambil menyetuh kepalanya yang terasa begitu sakit. Dan pada akhirnya Clara jatuh pingsan.

Terlihat wanita paruh baya itu terkejut melihat Clara sudah tak sadarkan diri bahkan hidungnya terus mengeluarkan darah.

Dokter terlihat begitu bergegas membawa Clara keruang UGD, tubuhnya semakin melemah. Impus telah terpasang ditanganya dan berbagai alat lain juga ikut terpasang.

Namun setelah ke ruang UGD, Dokter dan beberapa suster kembali bergegas membawa Clara ke ruang ICU. Ruang dimana benar-benar harus berjuang. Ruangan yang harus berjuang mempertahankan hidup ataupun mati.

Begitu banyak alat yang terpasang ditubuh Clara, Dokter terlihat begitu berjuang untuk berusaha menyelamatkan hidup Clara.

Deg

Deg

Deg

Suara detak jantung Clara semakin melemah, Dokter mengambil Defribillator untuk memompa ke dada Clara agar jantungnya bisa stabil.

Disisi lain, acara pernikahan Iqbal dan helena akan berlangsung. Dimana semuanya sudah siap.

Iqbal berusaha tersenyum dan berusaha menerima takdir yang telah semesta berikan padanya.

Senyuman semua orang terlihat jelas, termaksud Mega,

"Nak, hari ini kamu sangat cantik." ucap Mega sambil mengecup kening Helena. Helena tersenyum, lalu memeluk Mega dengan erat.

"Makasih Mah."

"Aduh calon mantuku cantik banget hari ini." sahut Ajeng sambil menghampiri Helena,

"Makasih Tan-"

"Eits, Mama dong."

"Mama. Hehe."

Iqbal terlihat memainkan handphonenya, sesekali ia membuka kontaknya dan menekan nama Clara. Namun ia sangat bimbang untuk menelfonya.

Entah kenapa perasaan Iqbal sangat tidak enak. Pikirannya terus tertuju pada Clara. Ada apa dengan Clara?

Ajeng sedikit heran, dengan tingkah Iqbal. Dia begitu terlihat gelisah.

"Bal, kamu kenapa nak?" tanya Ajeng sambil merapikan baju anaknya itu,

"Nggak papa Mah."

Ajeng tersenyum, menatap lirih ke arah Iqbal. "Tidak terasa kamu sudah sebesar ini nak, dulu kamu masih sekecil ini." katanya sambil mengukur tinggi Iqbal.

"Dan sekarang; kamu akan menjadi seorang suami." Lanjutnya terkekeh sekaligus merasa terharu, Iqbal terus berusaha tersenyum.

Tak terasa waktu telah menunjukan pukul 09:30 pm, dimana acara pernikahan akan di mulai. Wali dan beberapa orang lainnya telah duduk dan akan menyaksikan ijab kabul yang akan berlangsung.

Iqbal terlihat gelisah sebab sedari tadi pikirannya terus tertuju pada Clara, namun Iqbal berusaha mengalihkan pikirannya saat ini.

Terlihat penghulu mengajukan tangannya dan dibalas oleh Iqbal. Mereka saling berjabat tangan dan penghulu mulai mengucapkan ijabnya.

"Saya terima nikah dan kawinnya, Helena binti David dengan seperangkat alat sholat di bayar tunai."

Lalu Iqbal mengulang kembali perkataan penghulu itu,

"Saya terima nikah dan kawinnya, Hel-"

Belum selesai terucap, seseorabg dengan wajah yang di penuhi air mata, sontak menghentikan pernikahan itu.

"TUNGGU!"

#ceritanya makin meresahkan😩

Cerita ini partnya benar-benar ke acak.😭 semoga readers nggak pada bingung ya:')

12- jan-2021

Egois (Clara) END✔Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin