Bab 25 END✔

452 38 5
                                    

"Maafkan aku yang tak bisa selalu bersamamu, ikhlaskan yang telah pergi. Jangan sesali apa yang terjadi."

Wanita tua itu terlihat menangis sejadi-jadinya, dia datang menghampiri semua orang. Ditangannya terdapat kertas yang entah apa isinya.

"Pernikahan ini tidak akan berlangsung sebelum kalian membaca surat ini dan tahu kebenarannya." ucap Bi Inah dengan isakan yang berusaha ia tahan. Ternyata wanita tua itu adalah Bi inah, mantan pembantu di rumah Keluarga David.

"Mau apa kamu Bi, kamu udah kami pecat. Mau datang ngapain kesini? Hah! Jangan rusak kebahagiaan keluarga kami." bentak Mega dengan wajah yang begitu emosional.

Bi inah tak menyangka keluarga David begitu jahat. Matanya kembali basah saat mengingat Clara yang tengah berjuang di rumah sakit.

"Kalian harus tahu kebenarannya." ucap Bi inah, raut wajah semua orang terlihat bingung. Termaksud David dan Mega.

"Kebenaran apa Bi?"

"Clara adalah anak kandung kalian, bukan Helena." Teriaknya sambil melemparkan kertas yang berada di tangannya ke arah mereka semua,

Awalnya mereka tak percaya, namun saat Mega mengambil kertas itu, betapa terkejutnya dia. Tangannya gemetar, dia menatapa tanganya.

Selama ini dia telah menyiksa anak kandungnya sendiri dan menyayangi Helena yang seharusnya ia benci. Semua nampak syok, termaksud David.

"Tidak, tidak Clara maafkan Mama." Mega begitu syok, ia menangis di pelukan David. Sedangkan Helena masih tak percaya dengan kebenaran ini.

Helena mengambil kertas itu lalu membacanya, kertas itu berisi tes DNA Clara dan tertera bahwa Clara adalah anak kandung David dan Mega.

Mega sontak menanyakan keberadaan Clara saat ini, namun Bi inah sangat sedih saat mengatakan ini.

"Bi dimana Clara, dimana?"

"Clara- Clara."

"Dimana Bi?"

"Clara berada di rumah sakit, dia berusaha berjuang untuk melawan penyakitnya."

"Penyakit?" Mega terkejut mendengar perkataan Bi inah, Bi inah mengagguk.

"Penyakit apa Bi?" betak Mega yabg sudah merasa geram.

"Tumor otak."

Mega terjatuh dan menyesali perlakuannya terhadap anaknya sendiri.

*******

"Clara dimana? Hiks hiks." Mega terus-terus menangis,

Iqbal menayakan ruangan Clara kapada Suster, setelah suster mengatakan ruangan Clara. Dengan cepat semua orang menemui Clara.

Mereka hanya bisa melihat Clara dari balik jendela kaca di ruang ICU. Clara terlihat belum sadar, begitu banyak alat yang terpasang ditubuhnya

Mega terus menagis dan mendesak Dokter agar bisa menemui Clara, namun tetap saja Dokter menolak.

Namun seketika Clara sadarkan diri, Dokter datang dan mulai memeriksa keadaan Clara. Namun entah kenapa Clara terus memanggil Ayah dan ibunya.

Egois (Clara) END✔Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora