Bab 13

221 86 30
                                    


Assalamualaikum....

Yuhuuu! biasa budayakan vote and vomment ya^^

I love readers💙


Lanjut👇

-------------------------------------------------------------

Bruk..

"TANTE WINDA." teriak Clara yang sontak kaget.
"Jangan menyentuhku" tepis Winda sembari berdiri.
Winda terjatuh namun hal itu tidak membuatnya mengalami pendarahan karena Clara masih sempat menahan Winda, saat meja kaca hampir mengenai perutnya.

"PERGI KAMU,DASAR ANAK SIALAN" umpat mega, Clara berusaha sabar dan tabah atas perbuatan yang mereka lakukan padanya. Namun umpatan yang Mega keluarkan dari mulutnya tidak membuat Clara membenci atau pun marah, walau sebenarnya bukan dia penyebab Tante Winda terjatuh.

Pasalnya Winda tak berhati-hati saat akan melangkah, hingga dia pun kesandung dan akhirnya jatuh. Namun Winda menuduh bahwa kejadian itu semua penyebab dari Clara.

"Ternyata benar kata kamu Helena, dia itu anak pembawa sial" seru Winda sembari menatap sinis kepada Clara,
"Pergi kamu, tidak ada gunanya kamu disini. Jangan sampai kamu mendatangkan kesialan lagi," usir Mega begitu kasar.

Clara pergi ke kamarnya dengan bendungan air mata, berusaha menahan air matanya agar tidak terjatuh namun, saat ini bendungan itu telah pecah, air mata Clara telah menyapa pipinya. Clara menjongkok menyembunyikan wajahnya di dalam lipatan tanganya.

'Jika hati ku seperti baja mungkin aku akan kuat menahan semua ini, namun sayang hati ku seperti kaca, mudah retak dan pecah. Retakan dan pecahan kaca itu mungkin masih bisa di satukan kembali tapi tidak akan bisa sempurna kembali, begitu juga dengan hatiku, senyumanku mungkin masih sama tapi tidak dengan hatiku'.

Apa yang harus ku lakukan, hatiku sudah begitu rapuh. Andai mereka tahu semuannya!

Harapanku hanyalah sebuah halusinasi yang bisa aku mimpikan namun tak bisa aku rasakan.

Andai peri dalam dongeng itu nyata, maka aku ingin menemui peri itu dan meminta agar mengabulkan impianku yang belum tercapai.

Tuhan! Aku ingin pulang, bisakah aku pulang? Karena dengan kepergianku meninggalkan dunia adalah hal satu-satunya yang bisa membuat impianku tercapai.

Jika orang telah memandikanmu, memakaikanmu kain putih, menjadikanmu orang yang paling depan saat sholat, suara-suara lantunan ayat-ayat Al-qur'an tersirat di mulut orang lain dan tanah telah menyapamu menenggelamkanmu di dalam perutnya, maka di situlah kau akan lihat dan merasakan kasih sayang dari orang yang bahkan pernah membencimu, mereka akan berkata'maaf maaf dan maaf' namun hal itu hanyalah sebuah penyesalan. Semua telah terlambat! Itu semua tidak akan bisa kembali lagi walau mereka bermohon kepada tuhan.

~Clara~

******

"Hahah, ayo masuk guys" suara dari arah ruang tamu.

Clara terbangun dari tidurnya dan menyadari ada banyak suara dari luar kamarnya. Clara melihat ke arah dinding yang terlihat jam masih berputar. 'Lima menit lagi umurku menjadi 17 tahun'.

Clara terlihat begitu sedih, dia berusaha berdiri dan melangkah ke arah lemarinya. Dia mengambil dua balon dan satu lilin, kemudian dia duduk melantai dan meniup balon yang keduanya memiliki gambar yang berbeda, yang satu gambar senyuman dan yang satunya lagi gambar kesedihan.

Sekarang pukul 23:59 yang berarti tertinggal satu menit lagi.

Door.. suara letusan balon dan terompet dari arah luar. Banyak suara yang mengucapkan selamat pada Helena namun tidak dengan Clara. Selalu sendiri merayakan ulang tahunnya tanpa rayaan dan kebahagiaan. Clara menyalahkan lilin yang ada di hadapannya lalu mulai bernyanyi.

"Happy birthday to me"

"Happy birthday to me". Tetesan air mata kini telah menyapa pipi Clara.

"Happy birthday to me"

"Selamat ulang tahun untukku".

Clara kemudian menutup matanya dan mulai memohon sesuatu. Hal yang selalu dia doakan saat ulang tahun tidaklah pernah berubah. Harapannya!

"Tuhan! Keinginanku tetaplah sama, tidaklah berubah. Di usiaku yang ke 17 tahun ini hal yang ku harapkan melalui doa ini adalah bahagiah dan merasakan kasih sayang dari keluargaku"

Clara kemudian meniup lilin, air matanya begitu deras menyapa pipinya. Rasanya sangatlah sulit untuk dirinya bisa bahagia, ataukah mustahil baginya bisa bahagia? Tapi tidk ada yang mustahil di dunia ini jika Tuhan berkehendak. Lalu? Penderitaan apa ini?

Jika hidup ini adalah roda yang berputar, maka aku ingin melajukan roda itu agar aku cepat sampai dan pergi dari kehidupan yang begitu kejam ini.

"Rasa sakit ini tidak lah sebanding dengan rasa sakit dihatiku." ucapnya sembari menyentuh luka yang berada di punggungnya, luka itu lumayan besar menyobek kulit Clara. Clara tadi terbentur meja kaca saat menolong Winda hingga dia tidak sadari bahwa punggungnya telah terluka.

Jangan lupa tinggalkan jejak ya

Part ini agak pendek^^

Semoga tetap jadi pembaca setia💙

#semangat

17 Des 2020💙

Egois (Clara) END✔Where stories live. Discover now