Bab 8

305 160 22
                                    

Clara membuka matanya, penglihatannya masih remang-remang.

"Dimana aku?"

Clara terkejut melihat dirinya di dalam ruangan yang asing, dan matanya melotot saat melihat lelski yang tengah berada di sampingnya

"Ka.. kak I.. Iqbal" panggilnya terbata karena kaget melihat sosok Iqbal berada di sampingnya.

"Istrahatlah, lukamu sudah aku obati" Pinta Iqbal datar.

"Ka.. kamu?"

"Iya aku yang menolongmu saat kamu pingsan dan membawamu ke apartemenku" Potong Iqbal, Clara begitu merasa gugup dia bingung harus berbuat apa.

"Terima kasih" balasnya yang sedikit terbata, suara Clara sedikit serak mungkin karena terlalu gugup.

Iqbal kembali menatap Clara dengan tatapan yang sulit untuk di artikan


"Bagaimana keadaanmu?"

"A-aku udah baik kok" Clara terlihat begitu gugup, dia meremas jemari-jemari tangannya dan terus menatap ke bawah. Dia tidak sanggup menatap Iqbal kali ini.

Iqbal kembali meraih tangan Clara dan mengelus-elus pelan.

"Aku mengawatirkanmu" jujur Iqbal, kali ini jantung Clara semakin berdetak kencang saat Iqbal mengatakan itu. Bagaimana bisa seorang Iqbal mengatakan hal seperti itu padanya? Ada apa dengan Iqbal?.

Iqbal terlihat menghela nafas panjang, lalu menatap mata Clara

"Aku ingin memilikimu seutuhnya"

Clara bingung dengan apa yang di katakan Iqbal.

"Mulai hari ini kamu adalah pacarku" icapnya dengan santai. Hah? Apakah dia Iqbal? Ada apa dengannya? Aku harus menjawab apa?. Pikiran Clara saat ini ambu radul, hati dan pikirannya bertentangan. Hatinya merasa senang sedangkan pikirannya merasa bingung dan heran.

"A-apa alasanmu ingin menjadikanku pacarmu" tanya Clara yang berusaha membuka suara. Apakah yang aku tanyakan ini benar? Aku harus bagaimana?. Ini pertama kalinya Clara di tembak oleh seseorang dan itu adalah orang yang dia sukai.

"Karena aku sudah lama menyukaimu. Hanya saja aku suka memendamnya, aku hanya ingin kamu menjadi milikku seutuhnya" jelas Iqbal. Hah? Sudah lama? Sejak kapan? pipi Clara rasanya memanas. Clara berusaha menyembunyikan senyumannya dari Iqbal.

"Sekarang kamu istrahatlah, aku tidak ingin kekasihku merasa lelah" pintanya sambil memegang kedua bahu Clara dan menidurkannya sembari menutupi tubuh Clara menggunakan selimut.

Lalu Iqbal mengecut kening Clara

"Good night sweety"

Clara memandang punggung Iqbal yang sudah menjauh, pipinya masih terasa panas dan jantungnya masih berdetak kencang. Apa aku sedang mimpi?. Clara memegang kedua pipinya yang terasa memanas. Semoga saja tidak, jika ini mimpi jangan bangunkan aku dan jika ini nyata tolong biarkan ini berjalan.

********

Pagi hari yang cerah, baru pertama kalinya Clara tersenyum saat bangun tidur. Mengingat kejadian semalam membuat wajahnya terlihat sedikit berseri. Dia beranjak dari tempat tidurnya, saat dia melihat kearah meja ada beberapa pasang baju sekolah dan peralatan lainnya. .

Egois (Clara) END✔Where stories live. Discover now