31. Is Not Fine

4.2K 489 228
                                    

Naruto © Masashi Kishimoto

Like An Illusion © RiuDarkBlue21

Warning: AU, OOC, typo, saya tekankan kembali! Bahwa ini adalah inspirasi saya! Nggak ngejiplak siapapun kecuali karakternya!

🍋🍋🍋

Kehilangan.

Satu kata itu yang terus terlintas di benak Sara. Setelah Naruto mengatakan hal yang membuatnya tercekat, Sara pergi. Gadis itu masih saja mengusap air matanya meskipun sudah jauh dari apartemen Naruto.

Sara mengembuskan napas lelah, ia menarik napasnya. "Salah ya, jika aku menyukaimu?"

"A-aku kira, saat aku pergi dari rumah, dia akan menyusulku." Kepala Sara tertunduk, ia meremas pinggiran meja di depan minimarket. Kini, ia memang duduk di sana, untuk menenangkan dirinya, Sara memilih meminum soda.

"Apa aku tidak tahu malu, jika aku menyukainya?" Sara tertawa lirih, ia mengusap air matanya. "A-aku hanya merasa menemukan orang yang tepat."

Sara menggeleng. Tidak pernah terlintas dulu benaknya, bahwa Naruto akan menggantikannya di perjodohan. Sara kira ... Naruto memiliki perasan yang sama. Namun, pemuda itu hanya melakukan tugasnya sebagai seorang adik, tidak lebih.

"Sial! Perasaanku selama tujuh tahun hanya khayalan!"

Sara melepas sepatunya, tidak peduli bahwa harga sepatu putih yang dikenakannya itu, melebihi harga makan orang biasa selama tiga bulan. "Aku kesal! Menyebalkan! Kenapa aku tidak punya orang tua kandung?!"

Dugh!

"Ugh!"

"Siapa yang melempar sepatu ke kepalaku?! "

Mata Sara membulat, ia melirik pada pintu masuk minimarket. Benar saja, di sana ada seorang pemuda yang memegang kepala akibat terkena sepatu Sara.

Sara yakin, lemparannya tadi benar-benar penuh emosi. Pasti ... akan sangat menyakitkan.

"Kau—"

"Bukan aku!" Sara panik, ia menyembunyikan kakinya.

Tiba-tiba, pemuda itu tertawa menyebalkan. "Hanya orang bodoh, yang berbohong ketika ada bukti."

.

.

.

.

"Kepalaku hampir lepas." Kiba memegang kepalanya, ia seperti takut akan kehilangan kepalanya saat ini juga. "Astaga, ingin mati saja."

"Ya Tuhan, kabulkan do'a Kiba."

"Sialan kau!" Kiba melemparkan pensilnya pada Sai, ia juga melotot galak. "Sialan!"

"Ya kau, suruh siapa bicara begitu? Siapa tahu pulang-pulang kepalamu ketinggalan di sini."

Naruto tertawa, ia meletakkan pensilnya. "Aku akan bawa kepalanya ke museum. Siapa tahu akan menjadi jadi sesuatu hal yang langka."

"Kepala seorang siswa lepas, akibat belajar matematika. Fix, judul cerita yang bagus."

"Amit-amit, amit-amit." Kiba mengetukan kepalan tangannya ke meja, lalu ia ketukan kembali ke kepalanya. Kiba menatap tajam Shikamaru. "Kau saja yang kepalanya lepas."

Like An Illusion ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang