24. He Cry

3.9K 539 224
                                    

Naruto © Masashi Kishimoto

Like An Illusion © RiuDarkBlue21

Warning: AU, OOC (cool Naruto), typo, saya tekankan kembali! Bahwa ini adalah inspirasi saya! Nggak ngejiplak siapapun kecuali karakternya!

🍋🍋🍋

"Naruto?"

"Iya?"

"Aku mencintaimu."

Naruto tertawa. "Nee-san kenapa sih?"

Sara menggeleng, ia mencondongkan tubuhnya agar lebih dekat ke meja sebrang Naruto. "Aku serius, Naruto. Aku menyayangimu, aku mencintaimu, aku ingin kita menik—"

"Kau gila Nee-san!"

Sara diam. Ini pertama kalinya ia dibentak Naruto.

"Kita ini keluarga! Kau kenapa! Nee-san?"

Sara menggeleng. "Kau bukan adikku!"

"Aku adikmu!"

Naruto memalingkan wajahnya ke jendela. Titik-titik air hujan mulai turun, dunia seakan mempermaikannya. Hidup ini penuh kejutan.

"Nar—"

"Tolong, katakan jika Nee-san bercanda." Naruto menatap mata Sara, ia menantikan sebuah anggukan kepala tanda persetujuan. Namun yang didapat hanya ketegasan. "Jangan bilang—"

"Aku tidak bercanda! Dan, ya, ini alasanku kabur dari rumah! Kusuka perhatianmu yang terlewat lembut untukku seperti bukan pada seorang Kakak!"

Naruto mengernyitkan alisnya. Ia tidak tahu jika Sara ... Terbawa perasaan.

"Kenapa harus suka? Itu perlakuan waj—"

"Tidak, itu tidak waj—"

"Pulang! Ayo kita pulang!" Naruto berdiri, ia mengambil koper Sara. Ia melangkah lebar diikuti Sara.

Saat sampai di mobil, Naruto langsung memasukkan koper ke bagasi. "Masuk."

Sara menggeleng. "Aku suka, aku suka padamu."

Naruto merasakan kepalanya basah oleh gerimis. Namun, hati dan matanya panas menerima kenyataan. "Itu tidak boleh."

"Aku bukan merasa terjual ketika akan dinikahi, namun aku tidak rela diriku menikah dengan orang lain." Saru tetes air mata turun. Sara mengigit bibirnya. "Aku juga tidak rela kau menikah dengan orang lain."

Naruto merasa frustasi mendengar kenyataan yang membuat dunianya runtuh. Dadanya terasa sesak.

"Ayo pulang." Naruto membukakan pintu mobil, Sara melangkah mendekatinya.

"Nar—"

"Pulang, Nee-san. "

Sara mengigit bibir bawahnya ia masuk ke mobil dan duduk. Memerhatikan Naruto yang mengitari mobil di bawah gerimis. Naruto masuk dan menyalakan stater. Ia menjalankan mobilnya.

Hening, hanya ada napas yang terdengar. Ini mungkin keputusan terbodoh Sara. Namun, Naruto juga harus tahu. Ia seperti merampas senyum lebar Naruto.

Tiga puluh menit mereka berkendara dan hanya saling diam, sampai akhirnya mobil Naruto berhenti di depan gerbang hitam yang Sara rindukan. Naruto membunyikan klakson dan security keluar untuk membukakan gerbang.

Naruto melanjutkan mobilnya ke halaman yang luasnya keterlaluan. Ia mematikan mesin mobilnya.

"Pakai." Naruto melepas jaketnya dan menaruhnya di paha Sara. Pemuda itu langsung keluar dan membukakan Sara pintu mobil.

Like An Illusion ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang