18. Feeling

4.2K 596 223
                                    

Naruto © Masashi Kishimoto

Like An Illusion © RiuDarkBlue21

Warning: AU, OOC (cool Naruto), typo, saya tekankan kembali! Bahwa ini adalah inspirasi saya! Nggak ngejiplak siapapun kecuali karakternya!

🍋🍋🍋

"Aku juga menyukai—" Sakura menggeleng. "Tidak, bahkan aku mencintaimu."

Sapphire Naruto menatap Sakura. "Aku juga mencintamu."

Senyum Sakura mengembang.

"Jika saja kau mengatakannya dua tahun lalu. Sakura. Maaf, ada orang lain yang menungguku."

Seketika senyuman Sakura memudar, bahkan genggaman tangganya pada tangan Naruto dilepaskan seketika. Emeraldnya membulat, tak lama kemudian tawa pedih ia keluarkan.

"Ka-kau, bercanda, kan?"

Naruto menggigit pipi bagian dalamnya, hatinya sedikit sakit melihat Sakura menangis seperti ini. Naruto paling anti dengan wanita yang menangis, sebisa mungkin ia selalu menjaga perasaan wanita. Naruto ingat bahwa Ibunya serta Sara adalah wanita yang paling ia sayangi. Sekarang ... Ditambah Hinata, wanita yang benar-benar akan ia sayangi dan lindungi.

Tarikkan napas Naruto keluarkan. Ia coba menatap emerald Sakura yang kini basah oleh air mata. "Aku serius, Sakura."

"Tidak." Sakura menggeleng. "Kau bohong, kau mencintaiku dari dua tahun lalu."

"Dengar Sakura. Aku akan mencintaimu jika saja kau mau menjalin komunikasi denganku. Tidakkah kau ingat saat aku menyatakan perasaan padamu?"

Tangis Sakura semakin pecah. Sial! Padahal ia sudah mencoba menguatkan hatinya.

"Kau tidak menjawab pernyataanku, kau malah diam lalu tersenyum. Kau sendirikan tahu betapa tidak pekanya aku. Tapi kau malah menggantungkan perasaanku."

"Naruto—"

Naruto menggeleng, ia melanjutkan perkataannya dengan sedikit rasa kesal, sakit, dan entah apa itu Naruto tidak mengerti. "Aku. Aku menantimu dan berusaha menghubungimu, namun kau mengganti nomor ponselmu." Naruto tertawa, ada rasa sakit di sana.

"Aku mencoba melacak e-mailmu, alamat rumahmu, sosial media, namun nihil. Kau seperti hilang dan tidak ingin kutemukan."

Sakura mengangkat kepalanya, ia memberanikan diri menatap Naruto. "Waktu itu, perasaanku masih labil. Dan sekarang perasaanku berubah."

Senyum tipis Naruto perlihatkan. "Begitulah denganku, perasaanku kini berubah. Sakura. Maaf, aku tidak bisa menerimamu. Dia sering kusakiti dan kini menungguku begitu lama."

Sakura mengusap air matanya. "Hinata? Dia Hinata Hyuuga?"

Naruto mengangguk, senyum tulus ia perlihatkan. "Kau benar, gadis merepotkan itu. Maafkan aku."

"A-aku yang seharusnya minta maaf aku tidak tahu diri, aku sudah membuatmu menunggu dan malah kembali mengharapkanmu."

Naruto mengusap kepala Sakura dengan senyum manis. Entah kenapa ia yang tidak peka ini agak memahami perasaan Sakura sekarang. "Tidak apa-apa, aku juga minta maaf karena sedikit kasar padamu. Kita, masih teman, kan?"

Like An Illusion ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang