25. Meet

3.6K 526 195
                                    

Naruto © Masashi Kishimoto

Like An Illusion © RiuDarkBlue21

Warning: AU, OOC (cool Naruto), typo, saya tekankan kembali! Bahwa ini adalah inspirasi saya! Nggak ngejiplak siapapun kecuali karakternya!

🍋🍋🍋

"Terima kasih."

"Iy—"

Sebelum Shikamaru menyelesaikan kalimatnya, Kiba sudah menyambar hoodie yang tempo hari dipinjamkan pada Naruto.

Pemuda anjing itu berseru heboh saat mengendus bau harum dari hoodie. "Wah, wangi sekali! Seperti laundry di persimpangan jalan!"

"Enak saja, kau samakan Hinata dengan laundry."

"Mana? Mana?" Sai datang, pemuda itu juga penasaran.

"Lah, iya juga. Naruto?"

"Apa?" Naruto menatap malas kedua pemuda yang mendadak heboh.

"Aku ingin bajuku dicucikan juga, ya?"

"Sialan kau!" Naruto bersiap memukul Sai. Namun, pemuda itu dengan gesit duduk di samping Sasuke.

Naruto menghela napas lalu duduk di samping Shikamaru. Ini istirahat dan kelas tidak terlalu ramai. Setelah libur selama satu hari, Naruto kembali ke sekolah dengan tubuh yang sudah fit, hanya butuh istirahat ia sembuh.

"Ada yang mau kubicarakan."

Kiba yang sudah terlanjur kepo dari Naruto sakit sampai sekarang, menarik kursi bangku samping dan duduk di samping Naruto. "Cepat, katakan."

Naruto mendengus sebal, ia mengembuskan napasnya. "Sara-nee, dia mencintaiku."

"HAH?!"

"Sai, pukul aku! Pukul aku! Sepertinya aku mimpi Naruto bil—aku masih tidak percay—"

Bugh!

"Sai!"

Kiba merasakan denyutan akibat buku ekonomi menghantam pipi kirinya.

"Yang suruh mukul siapa?"

"Ya jangan pakai buku setebal hutang!"

Sasuke berdecak sebal, ia mengambil bukunya dan menatap tajam Kiba dan Sai. "Jika kalian berdua tidak diam, buku ini sudah masuk lambung kalian."

Hening.

Hal itu dimanfaatkan Sasuke untuk menoleh pada Naruto. "Lanjutkan, Dobe."

"Beberapa waktu lalu, Sora menghubungiku dan mengatakan bahwa Sara-nee ingin pulang dijemput di cafe yang terletak di ujung kota. Aku senang, sangat senang." Naruto tersenyum pahit, ia mengembuskan napasnya.

"Aku memeluknya, dia juga balas memelukku dengan pelukan rindu seperti seorang kekasih yang lama tak bertemu."

Naruto tertawa, kenapa ia baru menyadari semuanya?

"Aku bertanya kabarnya, kami saling bertukar kabar. Aku menanyakan dengan siapa dia tinggal. Dan dia menjawabnya, sampai aku bilang aku sudah menikah, dia bilang mencintaiku."

"Kalian tahu?" Mata Naruto menerawang menatap tembok. "Aku baru sadar, jika tatapan mata Sara-nee padaku terlihat mendamba, tatapan ingin memiliki, pelukannya, senyumannya, bukan yang dilakukan Kakak pada adiknya, namun tatapan perempuan pada laki-laki."

Naruto menjambak rambutnya. Rasanya pening sekali. "Aku memikirkan ini selama beberapa hari dan ya benar, sepertinya Sara-nee mencintaiku."

Hening, yang terdengar hanya hembusan napas frustasi milik Naruto.

Like An Illusion ✔Where stories live. Discover now