19. Official

4.4K 575 206
                                    

Naruto © Masashi Kishimoto

Like An Illusion © RiuDarkBlue21

Warning: AU, OOC (cool Naruto), typo, saya tekankan kembali! Bahwa ini adalah inspirasi saya! Nggak ngejiplak siapapun kecuali karakternya!

🍋🍋🍋


Hinata malu. Wajahnya pasti merona. Apalagi kamarnya yang selalu terang.

Naruto tidak bisa menahan senyumnya. Ia bahkan tersenyum dengan memperlihatkan gigi putihnya. "Hinata?"

"Hm?"

"Bagaimana jika kita pacaran dulu."

"Hah?" Hinata mengurai pelukannya, bahkan ia menatap Naruto dengan alis terangkat. "Maksud Naruto-san apa?"

"Iya, aku kira membina rumah tangga terlalu dini di usia 18 tahun. Lebih baik kita nikmati usia itu dengan menjalin hubungan layaknya remaja. Dan aku ingin, kita pacaran. Meski begitu, aku masih bertugas sebagai suami begitupun sebaliknya."

Hinata menatap Naruto dengan alis bertautan. Tak lama kemudian ia mengangguk mengerti. "Um, baiklah."

Naruto jadi gemas sendiri melihat Hinata. Ia baru sadar jika gadis itu sangat menarik, matanya bulat, pipinya putih merona, bibirnya kecil, dan sekarang rambut Hinata agak berantakan. Jangan salah! Naruto juga laki-laki normal!

Naruto berdehem. "Sekarang kau tidur."

"Aku sudah tidak mengantuk."

"Maunya apa?"

Hinata diam. "Ti-tidak tahu."

Sekarang suasana berubah menjadi hening. Membuat Naruto sendiri bingung, ini pertama kalinya ia menghadapi gadis yang memiliki status dengannya. Naruto lebih memilih menarik pinggang Hinata, membuat kepalanya terbenam di dadanya.

"Kumohon, tidur. Besok bangun lagi, tersenyum padaku saat bangun, buatkan aku sarapan, berangkat sekolah bersamaku. Ayo, tidur."

Pipi Hinata merona, Naruto memang tidak peka. Namun jago dalam hal membuat ia baper.

"Good night."

.

.

Hinata mulai menggeliat, ia mengerjapkan matanya lalu menyipitkannya. Setelah memastikan bahwa sekarang sudah pukul 5 pagi, barulah mata Hinata terbuka lebar. Sebenarnya Hinata masih cukup mengantuk, padahal ia tidur tidak terlalu malam. Namun entah kenapa pagi ini terasa lebih hangat dan ranjangnya sangat menggoda untuk ditiduri.

"Aku ingin tidur lagi."

"Tidur saja."

Hinata melotot—

Duk!

"Aw!"

Naruto meringis. Ia memegang perutnya yang terasa perih akibat sikutan maut Hinata. "Hinata! Ini sakit." Alis Naruto berkerut, sepertinya benar-benar sakit.

Hinata yang kaget refleks bangun, ia terduduk di ranjang dengan mata melotot. "Aku tidak sengaja. Ma-maaf."

Hinata memang refleks melakukannya, ia kaget. Terakhir kali ia tidur seranjang dengan Naruto, pemuda itu tidak bicara dan malah langsung pergi. Nah! Ini! Hinata lupa jika semalam Naruto menginap di kamarnya, ia kira Naruto ... Orang asing.

"Maaf. Me-memang sesakit itu?"

Naruto hanya mengangguk. Jujur, rasanya sakit.

"Ma-maaf."

Like An Illusion ✔Where stories live. Discover now