07. Clarification

5.1K 537 84
                                    

Naruto © Masashi Kishimoto

Like An Illusion © RiuDarkBlue21

Warning: AU, OOC, typo, saya tekankan kembali! Bahwa ini adalah inspirasi saya! Nggak ngejiplak siapapun kecuali karakternya!

🍋🍋🍋

Flashback one month ago

Menurut Kiba, hari ini adalah hari paling mengerikkan yang pernah ada. Untuk pertama kalinya, ia melihat Naruto tersenyum lebar sepanjang koridor, bahkan sapaan fansnya dibalas dengan ramah.

Lebih baik, pemuda anjing itu melihat wajah kesal, datar, nan menyebalkan milik Naruto Namikaze. Dari pada wajahnya yang sangat ... Aneh di mata Kiba dan sangat menawan bagi para fans.

"Oi? Pagi, Kiba."

"Oh!" Mata Kiba membulat. "Sialan kau ya Tuhan!"

"Dasar durhaka. Hari ini kau tidak akan berkah." Sai menggelengkan kepalanya dramatis.

"Kau saja yang tidak berkah!"

"Aku?" Sai tersenyum palsu, jari telunjuknya mengarah pada hidungnya yang mancung. Tak lama kemudian tawa palsunya mengudara. "Tidak mungkin. Lagi pula aku tidak berkata 'sialan kau ya Tuhan', mau durhaka jangan bawa-bawa aku."

Tangan Kiba mengepal, ia sudah gatal ingin merobek mulut Sai. "Aku kaget!"

"Ya baca do'a."

"Terserah." Kepala coklatnya menoleh ke arah Naruto yang tampak ramah sekaligus aneh. "Ini gara-garamu."

Naruto yang tadinya sibuk dengan ponselnya menoleh ke arah Kiba. "Aku?"

"Ya. Kau Naruto Namikaze, putra pemilik Namikaze Group sekaligus cucu Tsunade-sama."

Mata Naruto memutar malas. "Sudah pidatonya?"

"Sialan! Lagi pula kenapa kau menyapaku?"

"Menyapa bukan berbuat dosa." Sasuke yang tadinya memperhatikan dengan kening berkerut, akhirnya buka suara.

Naruto mengangguk setuju. "Malah nambah pahala."

"Habisnya sih ... Biasanya juga kau itu jutek, cuek, mirip bebek. Ini malah ...." Kiba menggeser duduknya, tidak peduli jika sekarang ia kehabisan jalan akibat terhimpit tembok. Wajahnya menunjukkan bahwa ia ngeri luar biasa. Telunjuknya yang bergetar menunjuk hidung Naruto. "Jangan-jangan kau kesurupan, oh! Astaga!"

Naruto menggeram. Ia mencengkram jari telunjuk Kiba. "Makan tuh!"

"A-aw! Sialan! Lepaskan!" Rasa sakit akibat jari telunjuk yang Naruto cengkram itu tidak main-main, tulang Kiba terasa patah, serius deh.

"Sarapan rasa sakit Kiba."

Kiba mendelik, ia menatap Sai dengan tatapan membunuh andalannya.

Tanpa memedulikan ekspresi Kiba. Sai malah tersenyum palsu. "Makanya jangan cari mati dengan ketua club karate."

Sasuke mengangguk. "Atau, mau wakilnya turun tangan juga."

Like An Illusion ✔जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें