32. Ending Scene

5K 471 202
                                    

Naruto © Masashi Kishimoto

Like An Illusion © RiuDarkBlue21

Warning: AU, OOC, typo, saya tekankan kembali! Bahwa ini adalah inspirasi saya! Nggak ngejiplak siapapun kecuali karakternya!

🍋🍋🍋

Naruto membuka matanya, hal yg pertama ia lihat adalah cahaya matahari yang menyusup melalui jendela yang semalam ia biarkan tanpa ditutup oleh gordeng. Pemuda itu terlentang lalu mengusap matanya, memperjelas apa yang dilihatnya.

Langit-langit kamar.

Ia duduk, mencoba mengumpulkan nyawanya yang masih di ujung mimpi, perlahan Naruto bangkit menuju ruang tengah. Ia membuka pintu.

Sepi. Tidak ada siapa pun kecuali dirinya.

Naruto berdehem singkat, ia mendudukkan dirinya di sofa ruang tengah, dengan keadaan belum cuci muka dan gosok gigi, pemuda itu termenung menatap jendela besar apartemen lantai sebelas.

Naruto ... sedang mencerna apa yang terjadi. Kesulitan hidupnya atau bahkan takdirnya.

Naruto tersentak, ia menoleh ke bawah dan melihat Vio. Senyum terukir di bibirnya, saat Vio menggonggong disertai dengan kibasan ekor pendeknya. "Kenapa?" suara serak Naruto membuat gonggongan Vio makin nyaring.

Naruto berdecak, ia memangku Vio dan menggelitik perutnya. "Ada apa? Kenapa? Lapar? Iya?" Naruto menggesek-gesek hidungnya ke perut Vio, membuat anjing lucu itu merasa geli.

"Mamamu tidak ada." Senyum Naruto pudar. "Jangan manja padaku, aku bukan dia yang akan memanjakanmu. "

Vio mengibaskan ekornya, anjing itu menggonggong di karpet. Tampak tidak rela Naruto mengatakan bahwa Mamanya-alias Hinata-tidak ada.

"Berisik, kau mau kugoreng?" Vio hanya menggonggong. Naruto menggendongnya, membawa Vio ke dapur. Namun, anjing itu turun saat melewati kamar Hinata. Gonggongannya makin nyaring.

Naruto berdecak, ia berkacak pinggang. "Kau tidak percaya padaku?"

"Oke, kan kutunjukkan."

Ceklek.

Pintu kamar Hinata terbuka dan sangat sepi.

Pandangan Naruto menyendu. "Lihat! Tidak ada! Kenapa tidak percaya padaku?! Kau membuatku terlihat semakin menyedihkan."

Gonggongan Vio memelan, anjing lucu itu duduk dengan kepala tertunduk. Ia tidak mau melihat Naruto yang melotot galak sambil menunjuk-nunjuk ranjang yang rapi, tidak ditiduri pemiliknya.

Naruto mengembuskan napasnya, ia mengambil Vio dan mengelus bulunya. "Maaf, makanya. Jangan menyebalkan."

Vio menggonggong lebih tenang daripada tadi, mungkin anjing itu takut kepada Naruto, galaknya Naruto bukan main.

Naruto membuka kitchen set bagian atas untuk mengambil makanan Vio, masih dengan anjing itu yang digendongnya, ia menutup kitchen set saat berhasil mengambil makanan Vio, berbalik ke belakang lalu mencari mangkuk warna hijau dengan tulisan my soon, tentu saja bertuliskan itu, karena itu karya Hinata. Sudah! Jangan bahas Hinata terus, Naruto ... merasa kehilangan.

"Makan." Naruto menurunkan Vio, ia menuangkan makanannya, membiarkan Vio makan. "Aku belum sikat gigi."

Ia berdirinya, menuju kamar mandi di dapur. Naruto mengambil pasta gigi, mengoleskan lalu menyikat giginya. Ia menatap sendu pada sikat giginya yang tampak kesepian, sebab sikat gigi Hinata, tidak ada di sana.

Like An Illusion ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang