Extra Part l

3.7K 400 89
                                    

Naruto © Masashi Kishimoto

Like An Illusion © RiuDarkBlue21

Warning: AU, OOC, typo, saya tekankan kembali! Bahwa ini adalah inspirasi saya! Nggak ngejiplak siapapun kecuali karakternya!

🍋🍋🍋

"Cepat! Naruto! Sudah pembukaan akhir dan akan melahirkan sepertinya!"

Naruto melotot, ia memegang airpods di telinga kirinya. Pemuda itu makin menekan pedal gas mobil hitamnya, dengan cekatan ia memutar setir untuk menyalip mobil lain. "Sebentar! Aku masih di jalan! Bilang jangan lahiran dulu sebelum—"

"Jangan mengada-ada! Cepat mengemudi! Kaa-san tunggu di sini! malah bicara yang tidak-tidak! Warisanmu Kaa-san tarik!"

Klik.

"Halo? Halo? Kaa-san? Kaa-san?"

Naruto berdecak, ia melepaskan airpods putihnya dan menaruhnya di dashboard mobil. Ia melotot tajam saat mobil di depannya berhenti. "Sialan! Kenapa harus macet?! Lama-lama jalan ini kubeli!"

Naruto menyandarkan pelipisnya di setir mobil, sepertinya ia akan terlambat dan akan terkena semburan Kushina.

Yang paling penting, Naruto tidak bisa melihat proses melahirkan.

.

.

.

Suasana di ruang persalinan sangat menegangkan. Tidak ada yang bersuara, kecuali hanya ada helaan napas berisi kecemasan. Koridor rumah sakit dengan lalu lalang orang sakit, tidak membuat mereka mengalihkan pandangannya.

Yang ada di benak mereka semua, yaitu tentang wanita yang kini berjuang melahirkan nyawa lain.

Mata semua orang membulat, saat mendengar tangisan seorang bayi.

"Ya Tuhan, aku punya cucu." Kushina memekik bahagia, wanita yang baru jadi seorang Nenek itu tersenyum lebar, air matanya ia lap, lalu Kushina berdiri menghampiri Minato yang terdiam kaku di depan pintu. "Aku jadi Baa-san," katanya sambil tertawa.

Minato tertawa, ia mengusap rambut Kushina. "Aku tahu."

Pintu ruang operasi terbuka, menampakkan seorang dokter dengan pakaian bersalin. "Selamat, bayinya sudah lahir."

"Sudah bisa kami lihat?"

"Boleh, tapi jangan semua orang dulu. Silakan masuk. Atau mau menunggu dipindahkan ke ruang rawat?" dokter itu membuka pintu, memersilakan masuk.

Kushina memekik, "Aku saja yang masuk! Yang lain nanti, ya!" tanpa menunggu persetujuan, Kushina membuka pintu.

"Tunggu, sebelumnya, pakai dulu pakaian steril."

Kushina ingin mengumpat. Namun, ia takut cucunya mendengar, jadi yang dilakukannya hanya tersenyum dan mengangguk. Ia sudah tidak sabar melihat cucunya

...

"Mana Hinata?!"

Naruto benar-benar lelah, pemuda itu menenteng tas berisi pakaian beserta peralatan bayi lainnya. Bajunya benar-benar berantakan, sebab ia berlari terburu-buru untuk sampai di ruangan.

Like An Illusion ✔Where stories live. Discover now