Extra Part lll

3.5K 337 51
                                    

Naruto © Masashi Kishimoto

Like An Illusion © RiuDarkBlue21

Warning: AU, OOC, typo, saya tekankan kembali! Bahwa ini adalah inspirasi saya! Nggak ngejiplak siapapun kecuali karakternya!

🍋🍋🍋


"Tidak mauuu! Aaa tidak mauuu!"

"Harus mau! Kemari!"

"Tidaaaak mauuuu!"

Teriakkan itu mewarna pagi yang cerah. Bahkan kelewat cerah untuk mendapat teriakkan yang sangat berisik bagi seisi rumah, bahkan bagi tetangga.

Kata tidak mau terus diteriakkan oleh bocah tiga tahun yang berlari-lari dengan handuk yang membungkus tubuh lembapnya. Kaki kecilnya berbelok ke dapur. Ia mencari perlindungan terbaik dari naga menyeramkan—begitulah kira-kira anak itu menyebutnya—sampai matanya membulat karena ia berhasil menemukan apa yang dicarinya. "Mama!"

Hinata tersentak saat merasakan kakinya dipeluk erat-erat oleh tubuh lembap dibalut handuk berwarna putih bergambar Iron Man. "Lho—"

"Bolt!"

"Mama-Mama, lihat, aku dikejal. Sembunyikan aku! Sembunyikan aku!" Bolt melotot, ia mengelilingi kaki Hinata yang dipeluknya. "Mama! Nggak mau!"

Hinata tertawa, ia mengelus surai pirang dan tebal milik putranya. "Bolt—"

"Borutooo! Cepat pakai baju! Nanti masuk angin!" Naruto datang dengan napas terengah-engah—serta kaus dalam berwarna putih di tangan kirinya—muncul di balik pintu dapur. "Bolt?"

Boruto menggeleng di kaki Hinata. "Nggak mau." Ia mengeratkan pelukkannya. "Nggak mau pakai baju. Papa saja yang pakai."

Naruto melotot, ia hampir mengeluarkan bola matanya. Ia berdehem saat Hinata meliriknya tajam, Naruto sudah berusaha agar dirinya mengurangi kadar kegalakkannya pada putranya. "Bolt," panggilnya lembut. "Nanti Papa belikan mainan? Mau? Robot? Puzzle? Mobil-mobilan? Atau mau apa?"

"Mau sama Mama. Mama-Mama, ayo pakaikan Bolt baju!" mata yang mirip dengan Ayahnya itu berkedip dengan cengiran lebar yang menampilkan gigi susunya.

Hinata menggeleng. "Mama sedang masak, dengan Papa saja, ya? Nanti Mama buatkan susu strawberry, oke?"

"Oke!"

Naruto melongo, begitu sangat mudahnya anak kuningnya itu dibujuk oleh istrinya. Naruto hampir saja berkata sialan, jika Bolt tidak berlari padanya dengan handuk yang sudah tidak sempurna membungkus tubuhnya.

"Papa! Ayo pakai baju!" tubuh kecil Bolt masuk kepelukkan Naruto. Jika begini, mana bisa Naruto marah. Lagi pula ... Bolt itu seperti kembarannya, bukan seperti anaknya.

Naruto tersenyum, ia mengangkat tubuh Boruto. "Oke, kita pakai baju lalu sarapan, siap jagoan?"

"Tentu saja."

Naruto tersenyum saat anaknya jinak, anak kecil itu melingkarkan lengannya pada lehernya. Memeluk Naruto erat. "Papa?"

"Hm?"

"Kata Kiba Ji, Papa punya kembaran."

Mata Naruto membulat. Ia menoleh pada anaknya sambil menapaki tangga. "Siapa? Yang suka ditonton Mama sore-sore bukan?" Naruto menyinggung drama Korea yang selalu Hinata tonton.

Boruto menggeleng. "Bukan, tapi Vio. Siapa Vio?"

Naruto hampir tersedak, ia berjanji dalam hatinya akan menggoreng Kiba saat mereka bertemu. "Vio itu lucu, sangat lucu."

Like An Illusion ✔Where stories live. Discover now