- twt five -

4.3K 347 44
                                    

"Semua karakter, organisasi, tempat, dan kejadian adalah fiktif"

•●•●•●•●•●•●•●•



Setelah menceritakan semua rahasia Jieun kepada sang suami, ada kekhawatiran yang selalu menghantuinya, perpisahan. Lagi-lagi memang karna anaklah tujuan mereka menikah.

Jieun memukul dadanya yang terasa menyesakkan beberapa kali. "Apa yang kau lakukan?" tanya Jungkook menahan tangan Jieun.

"Hanya sedikit sesak." jawabnya.

"Bukankah kau sudah berjanji tidak akan melakukannya lagi?"

Selama ini setiap Jieun merasa penat, stress, sesak dengan kehidupan dan masalahnya, dia akan selalu meminum obat penenangnya. Dan dia akan memukul dadanya dengan sangat keras saat obat itu tidak dia konsumsi.

Ya—semua ini dimulai saat hidupnya hancur karna Taehyung. Dikhianati dan juga merasa menjadi seorang pembunuh.

"Kemarilah~" Jungkook menaikkan Jieun ke toptable dapur dan menyelipkan rambut Jieun yang menjuntai ke kuping istrinya. "Jangan selalu memendamnya, kau bisa menceritakannya kepadaku. Kalau kau canggung karna aku suamimu, aku akan menjelma sebagai temanmu. Bagaimana?" lanjut Jungkook dengan penuh kesabaran.

Psikis Jieun memang sangat parah karna selalu menyimpan masalahnya sendiri, dan bisa-bisa akan menjadi bom waktu bagi dirinya sendiri

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Psikis Jieun memang sangat parah karna selalu menyimpan masalahnya sendiri, dan bisa-bisa akan menjadi bom waktu bagi dirinya sendiri. Hal itulah yang ingin Jungkook perbaiki.

Setelah berkonsultasi dengan Yugyeom lagi dan melakukan beberapa pemeriksaan secara intensif, Bisa dikatakan Jieun bukannya tidak bisa hamil total, melainkan sedikit susah dari wanita pada umumnya. Karna saat ini medis sudah sangat canggih, kemungkinan Jieun hamil masih bisa diusahakan. Salah satunya memperbaiki kesehatan Jieun terlebih dahulu.

"Jadi, kenapa kau memukul dadamu? Kau tau bahwa tubuhmu ini milikku, dan kau tidak boleh melukainya setitikpun." goda Jungkook yang membuat Jieun tersenyum.

"Apa aku boleh mengatakan ini dan menganggapmu temanku?"

"Tentu saja." jawab Jungkook sambil mengangguk.

"Suamiku sangat baik, sebenarnya aku takut dia akan menceraikan aku dan menuntutku karna aku tidak memenuhi persyaratannya sebagai istri. Terlebih aku takut akan nasib keluargaku di Swiss. Aku tidak tau bahwa kebodohanku saat itu akan berdampak seperti ini, aku tidak bermaksud membohonginya. Aku memang sedikit merasa lega setelah menceritakan masalaluku kepadanya, dan anehnya dia sama sekali tidak marah. Bukankah dia terlalu baik untukku?"

Jungkook tersenyum selama Jieun menceritakan keluh kesahnya, dia tau bahwa istrinya ini tidak mempunyai teman sama sekali. Terlebih istrinya krisis kepercayaan kepada orang-orang yang mendekatinya. Dan ternyata dia hanya butuh seorang teman yang tulus untuk mengeluarkan racun di dalam tubuhnya. Memang tidak instan, perlu waktu dan bertahan. Tapi Jungkook berkomitmen akan sabar untuk melalui proses itu.

SEQUOIA | | mature | |Onde histórias criam vida. Descubra agora