- six -

6K 428 14
                                    

Haii...
Maaf baru sempet update lagi 😭😭
Karna habis cabut gigi jadi males mau revisi ceritanya... hiks maafkan aku...

Selamat membaca semua..

_______

"Semua karakter, organisasi, tempat, dan kejadian adalah fiktif"

•●•●•●•●•●•●•●•


Jungkook pov~

°°°

Selama sebulan di kapal pesiar? Bukankah itu sangat membosankan? Tapi pekerjaan yang menuntutku agar bisa betah di dalam cangkang besi ini.

Tapi tanpa di duga satu kejutan datang. Wanita misterius yang malam itu sudah membuatku hilang akal. Malam pertama yang kuhabiskan dengan wanita asing.

Ya—walaupun aku bekerja di kasino namun tidak pernah sekalipun aku 'tidur' bersama dengan seorang wanita. Bukan karna kolot dan tidak normal. Hanya saja aku merasa kurang nyaman.

Tapi wanita itu, hanya berceloteh saat sedang mabuk dan dia bisa mengalihkan perhatianku dari ponsel. Bukankah sangat seru bertemu dengannya disini?

Hm? Pelayan? Penampilannya hari ini dengan malam itu—sangat berbeda.

"Noona, aku akan kembali ke kamarku dulu. Kau bisa kembali ke kamarmu dengan Jimin. Maaf."

"Kau mau kemana? Bukankah ini masih terlalu sore untuk kembali ke kamar, Jungkook-ah?" seru Somin noona sambil bergelayut dilenganku, seperti biasa.

Tidak mau membuatnya tersinggung, aku melepas tangannya dengan lembut. "Maaf, aku ada pekerjaan."

Pekerjaan adalah senjataku saat ingin menghindar dari situasi yang kurang nyaman. Termasuk hari ini. Selain itu, dia pasti sudah berada di depan kamar.

•••

Nam Jieun. Dia mengatakan bahwa tidak mengenalku dan kemungkinan aku salah orang. Dia mengatakan hal itu dengan raut wajah memerah dan menunduk.

Selama beberapa hari aku selalu makan di restoran. Selama beberapa hari itu pula dia tidak berani menatap mataku. Apa karna dia sedang memakai baju pelayan? Apakah aku perlu melepasnya saja agar dia bisa melihatku?

Ternyata Jieun mengingatku. Dia semakin membuatku penasaran. Setelah kejadian malam itu aku berusaha mencarinya namun tidak mendapatkan clue dan sekarang dia berada di depan mataku. Tentu saja aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.

Tapi—sepertinya aku melakukan kesalahan. Atau memang sifatnya yang seperti ini? Dia marah besar saat aku memberinya libur melalui Madam Clara. Aku tidak mengerti maksud dari perkataannya.

Mungkin aku harus memberinya waktu.

•••

Pertemuan dengan beberapa pengusaha sangat menyita waktuku. Sudah beberapa hari aku harus makan di ruang vip ataupun ruang rapat. Setelah itu aku harus menemanin Somin noona atau hanya sekedar mengobrol dengan yang lain.

Tidak ada kesempatanku untuk bertemu dengan Jieun. Dan sepertinya dia sudah tidak bekerja sebagai pelayan restoran.

"Apa yang kau pikirkan?"

Somin noona, dia adalah wanita yang sangat menawan. Dan dia adalah cinta pertamaku—dulu.

Karna dia dikenal banyak orang, terkadang aku terseret kedalamnya. Tak sedikit yang mengatakan bahwa aku kekasihnya. Mungkin, kalau saat itu aku tidak mengetaui dan menyadari sesuatu. Bisa saja aku masih mencintainya.

SEQUOIA | | mature | |Where stories live. Discover now