- four -

6.4K 545 37
                                    

Hmm masih sepi..
Yang baca dan vote agak jomplang ya.. 🤭
Yah udh gpp, semoga kalian yang baca tapi ga vote juga suka sama cerita ini ya.. 🥰

---

"Semua karakter, organisasi, tempat, dan kejadian adalah fiktif"

•●•●•●•●•●•●•●•

Author pov~

°°°
Sudah hampir satu jam Jieun berdiri di depan kamar 109. Padahal seharusnya ini jam untuknya beristirahat. Hari pertamanya bekerja cukup berat dan Jieun sangat lelah. Dia pun menghela nafas. "Hah~"

"Ehem...."

Jieun dengan posisi jongkok tiba-tiba berdiri kaku saat mendengar suara pria berdehem, "ma—"

Pria itu langsung membuka kamarnya dan mengisyaratkan Jieun untuk masuk ke dalam kamar.

"Jadi, sedang apa kau disini?"

"Um, saya ingin mengembalikan jas ya–"

"Maksudku kenapa kau memakai seragam pelayan?" lagi-lagi pria itu tidak membiarkan Jieun menyelesaikan perkataannya.

"Karna saya seorang pelayan, Tuan." jawabnya sedikit bingung.

"Jeon Jungkook. Sepertinya malam itu kita tidak sempat bertukar nama." Menyadari bahwa dia sudah menayakan hal yang bodoh, Jungkook langsung mengalihkan pembicaraan.

Jieun masih menunduk, dia masih ingat dengan kejadian malam itu. Bahkan melihat sosok pria di depannya membuat ingatan itu semakin jelas.

"Sangat disayangkan esok paginya kau buru-buru pergi dan meninggalkanku, Jieun-ssi." Jungkook mendekat ke arah Jieun dan mengangkat dagu wanita itu agar wajahnya bisa saling bertatapan.

"Maaf, sepertinya anda salah orang."

Mata yang berani berbanding terbalik dengan hatinya yang sudah pontang panting saat menatap mata pria di depannya. Mata yang malam itu membuatnya gila dan kehilangan akal.

"Benarkah? Mm, tapi aku yakin itu dirimu. Sepertinya kau lupa, kalau begitu bagaimana kalau aku bantu mengingatnya." bisik Jungkook persis di kuping Jieun.

Jieun yang masih memakai seragam pelayan membuat tangan Jungkook leluasa meraba pahanya. "Masih belum ingat? Ah—malam itu kau tidak memakai stoking."

"To–tolong lepaskan." pinta Jieun menahan malu, malu dengan kelakuannya malam itu dan harus bertemu lagi dengan Jungkook.

"Baiklah, aku akan berhenti. Masih banyak waktu untuk membantumu mengingat kejadian malam itu."

Jieun meletakkan jas hitam di tempat tidur dan langsung keluar dari kamar Jungkook. Saat di depan dia berpapasan dengan Jimin, asisten Jungkook. Namun Jieun mengabaikannya.

Airmatanya menggenang ingin berhamburan keluar, dia sengaja tidak kembali ke kamar dan memilih untuk duduk di teras pelayan sambil membiarkan angin laut menemaninya.

"Aku mengingatmu." gunam Jieun sambil menenggelamkan wajahnya ke lutut.

__________

Tepat dua tahun yang lalu.........

Pertama kalinya tinggal di pulau Jeju, jauh dari kehidupan glamor dan masih memendam berbagai rasa terharap Taehyung membuat Jieun pergi ke sebuah bar.

Walaupun rumah yang Jieun tempati sekarang cukup jauh dari kota, namun malam itu dia ingin minum dan mencurahkan kesedihannya.

Sengaja Jieun memilih bar yang tidak terlalu besar dan sepi. Dia masih tidak nyaman kalau ada yang mengenalnya terlebih karna kasusnya.

SEQUOIA | | mature | |Where stories live. Discover now