- nine -

5.4K 392 27
                                    

Guys.. Halo.. Maaf banget aku lumayan sibuk pindahan 😢 pengennya hiatus sebentar.. Ini aku sempetin buat up ya.. semoga kalian masih inget ceritanya.. 🥲🥲

——
"Semua karakter, organisasi, tempat, dan kejadian adalah fiktif"

•●•●•●•●•●•●•●•

Meskipun berada di tengah laut, namun bongkahan besi mewah ini mempunyai jaringan wifi yang cukup cepat. Tapi hal itu tidak berlaku bagi awak kapal yang sedang bekerja disana.

Mereka hanya bisa memakai sekali dalam seminggu, dan hal itulah yang membuat Jieun berada di ujung hidunh kapal sambil meringkuk.

Kemarin malam Jieun mendapatkan kabar bahwa sang adik masuk ke rumah sakit karna demam yang tak kunjung turun. Hari ini dia meminta kepada Ketua tim karyawan untuk memberinya ijin memakai jaringan wifi selama beberapa jam. Sayangnya Ketua tim tidak memberinya ijin apapun alasannya.

"Kamjagiya!!" Pekik Jungkook saat Jieun berbalik badan ke arahnya. "Kau kenapa?" lanjutnya.

Jieun tidak menyangkah bahwa Jungkook akan memergokinya menangis disini. Wajahnya tertunduk malu. Dan dia hanya menggeleng sebagai jawaban dari pertanyaan Jungkook.

"Aku sudah melihatnya, jadi tidak usah malu." Jungkook mengambil saputangan yang berada di kantong jas dan bekas airmata Jieun.

"Jadi kenapa kau menangis sampai seperti ini? Apa ada orang yang melukaimu?" Lagi-lagi Jieun hanya menggeleng.

Jungkook ikut duduk di bawah menemaninya sampai Jieun merasa sedikit lebih baik.

"Apa kau punya adik?" tanya Jieun tiba-tiba.

"Adik? Aku punya adik laki-laki yang masih bersekolah."

"Hm, sama. Aku punya adik. Dia sangat cantik dan baik hati. Tapi sayang, dia mempunyai tubuh yang sangat lemah. Membuatnya harus sering berkunjung ke rumah sakit dan menginap disana...."

Entah kenapa Jungkook membiarkan dirinya mendengar semua cerita yang keluar dari bibir Jieun. "Mau ke kamarku?" tanya Jungkook tiba-tiba.

"Hah?!"

Jieun masih belum sadar apa yang sedang terjadi, dia membiarkan Jungkook menggandeng tangannya sampai akhirnya mereka berada di dalam kamar. "Apa yang kau lakukan?!"

"Kau dari tadi diam saja dan baru bertanya? Bukankah kau terlalu ceroboh?" tanya Jungkook sedikit kesal, mengingat video yang tadi dilihatnya.

Menyadari kesalahannya, Jieun hanya menunduk, merutuk dirinya sendiri.

"Tenangnya, aku tidak akan melukaimu." Jungkook memberikan secarik kertas yang bertuliskan pass wifi.

"Ini?"

"Pakailah sesukamu, tapi sepertinya ini tidak akan bisa sampai di dek bawah." Jelas Jungkook.

"Gumawo...."

Jieun buru-buru mengambil ponselnya dan menghubungi keluarganya. Suaranya bergetar, menahan agar keluarganya tidak menyadari kesedihan Jieun. Selama hampir satu jam berbincang, Jieun menutup panggilannya.

"Apa adikmu baik-baik saja?" Hanya anggukan lemah yang bisa diberikan oleh Jieun.

"Apa aku boleh minta itu?" Jieun menunjuk botol minuman yang ada di atas meja kecil milik Jungkook.

"Apa aku boleh minta itu?" Jieun menunjuk botol minuman yang ada di atas meja kecil milik Jungkook

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SEQUOIA | | mature | |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang