- three -

6.9K 449 11
                                    

"Semua karakter, organisasi, tempat, dan kejadian adalah fiktif"

•●•●•●•●•●•●•●•


Begitulah awal mula kenapa aku harus pindah ke pinggiran pulau Jeju. Hampir semua yang ku miliki saat itu sudah menghilang. Rumah yang terbilang mewah, keuangan yang terus mengalir tanpa kekhawatiran. Sirna.

Tinggalah Nam Jieun yang sekarang bekerja sebagai pelayan. Awalnya aku memang belum bisa menerima keadaan ini, beberpa kali mencoba mengakhiri hidup namun ternyata Tuhan masih menginginkanku untuk hidup dan menjalinya.

Tiga tahun sudah setelah peristiwa itu. Namun masih teringat bagaimana Taehyung menjanjikan semua akan baik-baik saja. Terkadang aku akan mimpi buruk hingga membuatku takut untuk tertidur.

Beberapa kali aku sempat melihat berita tentang kesuksesan Taehyung bersama kekasihnya. Sangat serasi. Aku bersungguh-sungguh mengatakan hal itu.

Awalnya aku merasakan amarah setiap nama Taehyung terdengar dikupingku. Berjalannya waktu, aku mencoba menjadi lebih baik.

Setelah appa dipecat dari kantornya, sekarang dia harus mau menjadi supir taxi demi menghidupi keluarga. Penghasilan menjadi supir dan pelayan sangat jauh dari kebutuhan yang diperlukan Ara.

"Jieun, apa kau masih mencari pekerjaan sampingan?" tanya ajumma pemilik restoran tempatku bekerja.

"Ye, ajumma. Aku harus mencari tambahan untuk biaya pengobatan Ara."

"Aku mendengar kabar, akan ada kapal pesiar milik orang asing yang membutuhkan beberapa pelayan. Kau sangat pintar bahasa asing. Cobalah untuk melamar disana." Ajumma memberikan selembar brosur kepada Jieun.

"Tapi, ini harus meninggalkan Korea selama satu bulan." lirihku.

"Pergilah, restoran ini juga sudah tidak ada pengunjung. Aku tidak bisa memberimu gaji tepat waktu. Setelah dari sana kau bisa kembali kesini."

Aku sangat berterima kasih kepada Cha Sung Kyung. Bibi pemilik restoran yang sangat baik kepadaku dan keluargaku.


•••

Aku sempat khawatir saat menerima pekerjaan ini, walaupun kasusku sudah tidak pernah dibahas lagi namun tetap saja aku sedikit kesal bagaimana orang memandangku dengan tatapan jijik.

Tapi sesuai yang dikatakan Ajumma, sepertinya ini kapal orang asing dan tamunya pun orang asing bahkan yang menerimaku dan mewawancaraiku adalah orang asing. Madam Clara.

Beliau sangat baik dan menerimaku begitu saja karna menurutnya aku mempunyai ketrampilan beberapa bahasa.

Aku jadi mengingat bagaimana keluargaku sangat khawatir saat mengetaui bahwa aku akan menjadi pelayan dikapal pesiar selama satu bulan.

"Eonni, jangan pergi~" rengek Ara tadi pagi saat aku hendak di antar oleh appa.

Dan begitupula eomma, "Jieun-ah bagaimana kalau terjadi sesuatu? Kau tidak bisa lari kemana-kemana."

Bukankah mereka terlalu khawatir kepadaku? Aku tersenyum mengingat ekspresi mereka. Beruntunglah appa menenangkan mereka.

Melihat lapal pesiar yang megah, rasa sentimentil di hatiku sempat keluar. Dimana aku dulu sempat merasakan kemewahan. Siapa yang menyangkah kalau sekarang aku bekerja sebagai pelayan di restoran.

Madam Clara memanduku ke dalam kamar, di dalam satu kamar itu aku akan berdua dengan rekanku yang berasal dari Cina, Fing Yu.

Menurut Madam Clara, hampir semua karyawan disini harus bisa berbahasa asing. Dan beruntungnya Fing Yu cukup bisa berbahasa Korea.

SEQUOIA | | mature | |Where stories live. Discover now