- eleven -

5.1K 400 23
                                    

"Semua karakter, organisasi, tempat, dan kejadian adalah fiktif"

•●•●•●•●•●•●•●•

Selain menjadi cleaning service, aku juga mengambil pekerjaan sebagai penjaga minimart di dekat tempat tinggalku. Semua lancar sampai suatu hari ada seseorang yang menyapaku.

"Wah, bukankah kau Nam Jieun sang model itu?" Seorang gadis mengatakan itu sambil mengeluarkan lembaran uang.

Ya, dia dan beberapa temannya membeli makanan di tempat aku bekerja. "Hya, bukankah dia sudah bukan model lagi? Buktinya dia bekerja disini." salah seorang temannya berbisik.

"Terima kasih sudah berbelanja, selamat menikmati makanannya. Hati-hati dijalan." Tidak ada lagi yang bisa aku lakukan untuk mencegah omongan orang lain.

•••

Seorang pelukis terkenal datang ke galery, membuat suasana sedikit ramai. Beberapa orang silih berganti ke toilet hanya untuk merapikan lipstik atau menyemprotkan parfum ke tubuhny.

Tidak banyak wanita muda yang menyukai pameran lukis, mereka menemani pasangannya hanya untuk mencari simpati dari mereka.

Dari bilik kamar kecil, saat aku membersihkan lantai, aku bisa mendengar seseorang berkata bahwa dia sengaja bangun pagi dan menahan kantuk hanya untuk melihat coretan abstak yang menyakitkan mata.

Inginnya aku tidak mendengarkan hal itu, tapi mau bagaimana, kamar kecil/toilet adalah tempat favorite bagi wanita bergosip. Pun, dulu aku juga melakukan hal itu dengan beberapa teman modelku.

"Nam Jieun-ssi. Wah, ternyata benar kau Jieun. Apa kau bekerja disini?"

Suara lembut dari wanita bersurai panjang itu membuatku membeku. Bagaimana bisa dia tau aku bekerja disini?

 Bagaimana bisa dia tau aku bekerja disini?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"S—Sora-ssi?"

"Oh. Apa kabarmu baik-baik saja? Mm, sepertinya tidak ya?" ujarnya sambil melipat kedua tangan dengan wajah angkuh.

Wanita itu meneliti penampilanku yang sangat berbeda dengannya. Aku yang sekarang hanya memakai seragam lusuh dengan rambut yang lepek. Tentu saja itu membuatnya tersenyum seringai.

"Ada urusan apa kau kemari? Kenapa kau tau aku bekerja disini?"

"Pemilik gedung ini adalah sepupuku, dan kemarin aku tidak sengaja melihatmu. Awalnya aku mengira salah orang, tapi ternyata benar." jelasnya.

"Kalau tidak ada urusan, saya permisi." Aku tidak perlu berbasa-basi dengannya. Dan aku tidak mau berurusan dengan wanita itu.

SEQUOIA | | mature | |Where stories live. Discover now